tulisan ini adalah bagian dari luapan hati saya yang tak tahu kemana harus mengadu, hanya Allah yang kupinta…
emosi adalah bagian tersendiri dalam hidup ini selain fisik, keberadaannya dapat memperindah suatu yang tak begitu indah, namun juga dapat memperkeruh hati yang jernih.
berbicara tentang emosi, hanya satu hal yang ampuh menjadi pawangnya, “sabar”. sesuatu yang mudah diucap, namun sangat sulit dipraktekkan, maka tak jarang orang yang berkata “sabar ada batasnya”, walaupun tidak ada seorangpun yang dapat mengungkapkan dimana batasnya.
berbeda dengan saya. saya lebih suka meng-qiyas-kan sabar layaknya balon udara..
emosi saya posisikan sebagai udara, dan sabar sebagai balon yang mengemasnya. sabar adalah sesuatu yang elastis, tidak dibatasi pada waktu dan kondisi tertentu, dapat menjadi kuat dan dapat pula menjadi lemah.
kadang balon udara dapat meletus hanya dengan sepuluh kali tiupan, tapi kadang lima belas kali tiupanpun tidak menyebabkannya meletus, walaupun volumenya sama.
silakan coba, sepuluh kali tiupan dengan waktu yang sama, dengan lima belas kali tiupan dengan membagi menjadi tiga, setiap lima kali tiupan diberi jeda satu bulan..
pasti anda dapat mencerna kata kata saya.lima belas kali tiupan dengan diberi jeda membuat volume balon mengempes dalam jeda waktu yang diberi.. menjadikan balon tidak terlalu stres..
begitu juga dengan manusia, kadang manusia yang menyimpan dendam dapat kembali berjabat tangan setelah sekian lama, karena emosinya sudah ‘nggembos’…
sekali lagi saya akan mengambil kompor gas sebagai contoh.
kita tahu, gas berbahaya yang ada dalam tabung dapat mudah terbakar. tapi juga tak semudah itu karena pengaturannya teruji.
jika kita amati, kompor dapat mengeluarkan api dari gas yang dikeluarkan. namun jika hanya gas saja, tidak akan bisa serta merta api akan keluar. pasti ada pemantik api.
begitu juga dengan tumpukan emosi kemarahan kita, kita akan tetap adem ayem jika tidak ada sesuatu yang memancing masalah.
teman, emosi menjadi suatu hal yang penting dalam kehidupan ini. tanpanya hidup tak berasa apa apa. tapi kesalahan dalam mengemasnya mengakibatkan efek yang berbahaya. tak sedikit orang bunuh diri karena emosi, tak mau makan karena emosi, dan banyak kriminal yang laen..
layaknya balon udara yang mudah pecah, menjadi aman setelah dikemas didalam kulit, sehingga menjadi bola. atau ban dalam mobil yang rawan bocor, menjadi tangguh setelah dilapisi ban luar. atau juga kayu yang mudah keropos menjadi berharga mahal setelah masuk oven..
al quran yang dijanjikan Allah sebagai syifa adalah jalan keluarnya..
ujian demi ujian yang banyak saya lalui, terus saya hadapi dengan sabar..
dengan al quran saya menjadi lebih percaya diri..
sepenuhnya saya percayakan Allah sebagai pelindung dari syaithon yang terus menerus memancing pecahnya emosi..
.: diakhir tulisan, saya minta doa dari teman2 agar saya terhindar dari tipu daya syaithon, sesungguhnya syaithon adalah musuh yang nyata :.
jumat 28 agustus 2009, 14.00