kata ini masyhur dikalangan kita para alumni ngruki ’08. sebuah istilah yang dialamatkan kepada teman-teman yang suka bercanda dan kenal dengan santriwati (bahasa sedikit dihaluskan).
ada beberapa yang dituakan dalam organisasi boyowan dan boyowati ini, seperti seorang “suhu” dalam perguruan silat. tidak ada yang akan melangkahi seorang suhu. budaya nasehat-menasehati juga hidup disini, bukan menasehati dalam masalah menjauhi ikhtilath. tapi menasehati bagaimana cara membuayai dengan baik dan benar sesuai ejaan yang disempurnakan (EYD).
dalam tulisan ini, posisi saya sebagai penulis berada diluar organisasi underground ini. karena saya bukan seorang buaya. 🙂
hari sabtu kemarin, saya dan mas sabil sempat chatting. bisa ditebak, kalo ngobrol sama dia pasti agak gak nyambung dikit. diakhir obrolan kami, dia berpesan kepada saya untuk menuliskan sebuah tulisan ringkas. kesimpulan yang dia inginkan adalah, anti pacaran. saya menyanggupi untuk mem-publish esok hari 17/1 (hari ini)
ya, saya bersyukur sekali mas sabil satu pikiran dengan saya. agak sumbang memang jika kata-kata ini harus saya masukkan ditengah berhembusnya bait-bait cinta yang dihafal teman-teman dalam lagu-lagu pengamen jalanan. keberanian mengalahkan keraguan saya dalam memproklamirkan rangkaian kata-kata ini ditengah cinta teman-teman yang begitu menggebu.
dari hasil tangkapan kedua telinga saya, pernah saya dengar cerita-cerita heroik (sok bergaya “hero”) dari teman saya yang konon harus mengeluarkan rupiah demi rupiah untuk sekedar bertemu dengan pujaan hati yang berada jauh di kota seberang. yah, cinta mengalahkan segalanya.
teman, masihkah kalian ingat ejekan kita dulu yang sering ditujukan kepada teman-teman kita yang nekat kabur dari pesantren hanya untuk pacaran. seingat saya, satu orang yang berasal dari barabai yang mengajari kita berkata “mau-maunya, diperbudak cewek”.
namun sepertinya ejekan itu tak lagi berhembus, karena pacaran sudah dianggap hal yang pasti. bahkan ‘aib jika seorang mahasiswa harus memasang status jomblo di profil facebooknya.
dalam tulisan ini saya tak akan menyisipkan potongan ayat atau hadits. karena dugaan saya, tulisan ini hanya akan berlalu di telinga teman-teman tanpa ada atsarnya. ketika harus berlalu, biarlah kata-kata saya yang tidak digubris, karena saya tidak mau teman-teman menjadi berdosa karena telah mengacuhkan dua wahyu Allah tersebut.
cinta adalah hal yang telah ditanamkan Allah sejak kita belum terlahir. semua manusia mempunyai benih cinta, itulah sunnatullah. tidak akan saya pungkiri, saya pun pernah dihinggapi rasa itu. begitu juga dengan teman-teman.
mendambakan pasangan hidup yang baik sangatlah masuk akal. siapa sih yang tak ingin meminang putri cantik anak seorang pejabat tajir. siapa juga yang tak jatuh hatinya ketika seorang mas-mas ganteng menarik bibirnya untuk sebuah senyum indah yang dilontarkan untuk si mbak. kita semua telah dewasa teman, dapat berfikir dan menentukan arah kedepan. kita berilmu, kita bertahun-tahun duduk bersama dalam kelas yang pengap untuk mendengarkan seorang ustadz berorasi.
kita berfikir, kita menentukan jalan sendiri-sendiri. diantara teman kita ada yang memilih melompat ke bogor untuk mengambil biokimia, ke jogja untuk mendalami informatika, ke jakarta, malang, semarang dan kota lain. bahkan beberapa teman kita ada yang membulatkan tekad untuk terbang ke malaysia, sudan, yaman dan juga negara lain hanya untuk belajar merangkai 18 huruf hijaiyah.
tulisan ini saya harapkan dapat sebagai fasilitas kita dalam mempererat hubungan kita yang lama tak terjalin, dapat sebagai jembatan untuk berfikir, dan media untuk saling nasehat menasehati.
berat rasanya ketika harus menggerakkan jari untuk sebuah tulisan ini, ternyata berbicara kepada teman jauh lebih sulit dibanding kepada orang lain yang tak dikenal. padahal, yang selalu diajarkan ustadz-ustadz kita adalah menasehati kerabat terdekat terlebih dahulu, kemudian kepada orang lain. budaya basa-basi sudah menjamur di kehidupan kita. malu untuk mengatakan salah, dan nyaris semua perbuatan akan dibenarkan. wallahu ta’ala a’lam
Ing ngarso sung tulodo,ing madyo mangun karepe dewe ae, neng tujuan urip jo lali,,Wallahua’lam
kalo dilihat bahasane, ente emang seniman
terima kasih teman…
semoga kita bisa bertahan menghadapi lika-liku kehidupan ini…
istiqomah memang berat… tapi harus berusaha…
betuul, saling nasehat-menaasehati aja
Jazzakumullah khairan katsira…
This period is very varnurable. But it will be better if we can survive trough disaster…
Keep Fighting friends…
Allah guides us…
Allah guides us…
mahasiswi bahasa arab kok malah ngomong inggris,hehehe
i see..
what u see… 🙂