
ujian nasional tinggal menghitung hari. sebuah event yang bukan main, menjadi momok bagi para pelajar tingkat akhir.
dag-dig-dug. detak jantung terdengar semakin keras bersamaan dengan waktu yang cepat berjalan. tergambar jelas dua pilihan, tidak ada pilihan ketiga. lulus, atau harus tinggal. sebuah fakta yang membuat bulu kuduk merinding.
eits, jangan takut kawan. tidak ada yang perlu ditakutkan, lupakan segala teror dan bualan kakak tingkatmu yang mengobral kata. ujian tidak lain hanyalah satu dari sekian banyak proses belajar.
jangan mengelak, dan jangan mencoba untuk membodohi diri sendiri. sudah banyak para pendahulumu yang harus melakukan kebodohan dengan berbagai macam alasan.
tentu kalian tidak akan terima jika disebut ‘pecundang’ atau sebutan lain. kalian adalah pelajar. tunjukkan sikap pelajar dalam menghadapi ujian nasional.
bagaimana sikap pelajar…
- berusaha
yap, berusaha. bentuk dari usaha pelajar adalah dengan belajar. mengulang pelajaran adalah sikap yang tepat, bukan mengejar bab-bab lain yang tertinggal. selain membutuhkan waktu yang lama, tentu akan menyita perhatian kalian untuk kegiatan lain.
sebagian pelajar memang mau nggak mau kudu diakui berusaha mencari bocoran soal. entah melalui bandar soal, ataupun bekerjasama dengan guru. tindakan ini sangat jauh dari sikap bertanggung jawab.
2. berdoa
usaha tanpa doa adalah sombong, doa tanpa usaha adalah bohong
sebuah kesatuan yang tidak terpisahkan. meninggalkan salah satu diantaranya adalah tindakan bodoh dan menentang sunnatullah.
bagaimana doa dapat terkabul, setidaknya ada beberapa syarat.
- idza shodaqol ‘azmu wadhohas sabil -jika keinginan benar-benar jujur, jalan keluar akan tampak. untuk lebih memahami, silakan dibalik. kata diatas akan menjadi “agar jalan keluar tampak, jujurlah dengan kemauanmu”.
tak hanya dalam berbicara. berdoa dan bercita-cita pun butuh kejujuran. kebanyak manusia terlalu naif untuk menipu, terlebih menipu Allah ta’ala (dzat yang maha tahu). berdoa, meminta agar mendapat kelulusan, karena menurutnya kelulusan adalah sebuah kebaikan. padahal dalam hati dia ingin membohongi Allah. dia ingin ketika lulus, akan memamerkan nilainya kepada teman-temannya, atau ingin bermain semprot-semprotan cat, atau yang lain sebagainya. maka, jujurlah dalam meminta.
- jangan meminta selain kepada Allah. tentu kawan masih ingat doa yang selalu dilantunkan (iyyaka na’budu waiyyaka nasta’in). hanya kepadaMu lah aku meminta, dan hanya kepadaMu lah aku memohon pertolongan. tiada yang lebih bisa berbuat sesuatu kecuali Allah, dan ketika kalian meminta kepada selainNya, Allah akan murka.
- optimislah (husnudzon). Allah tidak akan memberikan sesuatu kepada hambaNya, kecuali itulah kebaikan untuknya. jangan su’udzon terhadap taqdir. Allah sama sekali tidak akan mendzolimi hambaNya.
- berdoalah diwaktu-waktu yang dijanjikan Allah terkabul doanya. seperti di sepertiga terakhir malam, atau setelah sholat, di hari jumat, ketika hujan turun, diantara dua khutbah.
- mintalah doa kepada siapa yang kamu anggap lebih dekat dengan Allah. mintalah kepada ibumu, kepada guru atau ustadzmu, atau kepada imam-imam masjid.
selamat menempuh ujian. ujian nasional hanyalah bagian dari ujian-ujian yang siap menjemputmu kelak. sikap seseorang akan terlihat ketika ujian ditimpakan kepadanya. akankah dia tegar, atau tumbang.
ketika engkau berhasil, maka tersenyumlah dengan puas. Allah suka hambaNya yang bertaqwa. 🙂
Perlu ditanamkan kepad anak bahwa dunia tidak akan kiamat meskipun kita tidak lulus ujian. Yang penting bagaimana kita mau mengulangnya lagi. Dalam ujian hanya ada dua kemungkinan, yaitu lulus atau tidak lulus.
Bukan begitu? Memang banyak guru yang kemudian menakut-nakuti anak dengan ketidaklulusan seolah-olah ujian adalah segalanya. Tidak, setiap manusia, bahkan nabi pun mengalami ujian. Bahkan para nabi mendapatkan ujian yang luar biasa beratnya.
Saat ini kita berada si sini, karena kita telah melalui berbagai ujian. Ada yang lulus dan ada yang tidak lulus dalam ujian yang kita lalui.
siip, setuju pak..