
seorang Doktor lulusan luar negeri telah mencoba membodohi orang-orang yang dianggapnya berpendidikan lebih rendah darinya, atau yang dianggap daya nalarnya tidak sehebat dia. padahal tanpa disadari, dengan argumennya tersebut dia telah merendahkan martabatnya sendiri, naif sekali kan.
dalam sebuah sidang permohonan kasus penghapusan UU penodaan Agama 17 Februari lalu. tampil sebagai saksi ahli seorang doktor yang berani menyatakan dalam sidang, sebuah ideologi yang menggambarkan jalan pemikirannya. Mahendradata (koordinator TPM) menilai jalan pemikirannya tidak memenuhi kaidah intelektual. (voa-islam)
“Untuk seorang yang mengaku bergelar PhD, pernyataan seperti itu jelas-jelas tidak masuk akal. Pernyataan seperti itu seperti pernyataan anak kecil yang masih kurang lengkap dalam mengambil kesimpulan dan dua hal yang diperbandingkan,” ujar Mahendradatta dalam jumpa pers di Solo, Jumat (19/2/2010).
bagaimana mungkin seorang Rasulullah disamakan dengan Lia Eden. kata-kata itu tidak akan keluar kecuali dari orang yang lemah imannya dan jauh dari keislaman.
ancaman liberalisasi
pemuda adalah tombak disetiap pergerakan. keberadaannya diperebutkan oleh berbagai macam kepentingan. motoriknya yang kuat, idealisme yang melekat, namun kejiwaannya mudah digoyahkan.
setidaknya, itulah gambaran pemuda. tak heran jika Islam menempatkan pemuda dalam masa penting, siapa saja yang memanfaatkan masa mudanya dengan baik. surga adalah jaminannya.
namun, sayang sekali. pemuda yang berposisi sebagai tonggak dan tombak pergerakan islam itu telah banyak yang tergoyahkan pendiriannya oleh pemikiran-pemikiran yang sepintas terlihat menarik tersebut. argumentatif, dengan bahasa yang terlihat sangat terpelajar, namun hakekatnya busuk.
teman, kita sama-sama muda. tolong jangan sebut diri anda pemuda jika anda masih buta dengan cara berpikir.
perhatikan! tidak akan dipakai kaedah “relativitas” yang didapati di pelajaran fisika dalam sebuah dakwah Islam. sebagaimana tidak dipakai juga peraturan bola voli dalam pertandingan sepak bola. ketika kita masuk dalam sebuah lapangan sepak bola, tentu saja peraturan lain tidak akan diterapkan kecuali peraturan sepak bola tersebut. kekacauan kan terjadi ketika dua buah aturan dicampurkan dalm sebuah lapangan.
begitupun dengan menghukumi dalam islam. tidak akan seseorang diperkenankan menghukumi dalam islam kecuali dengan aturan yang telah ditentukan. kaedah itu dikenal dengan ushul fiqh. jadi, seorang yang menghukumi islam tanpa memakai kaedah ushul fiqh, dalihnya tidak bisa dipakai. atau seseorang yang memakain sebagian kaedah ushul fiqh kemudian meninggalkan sebagian yang lain dan menggantinya dengan kaedah selain islam. kesimpulan yang didapat tidak akan bisa dipaka.
dalam ushul fiqh dijelaskan bagaimana mengambil hukum. sebuah hukum hanya akan ditetapkan dengan mengambil dasar rujukan quran dan hadits yang shohih. sebuah hukum tidak akan ditetapkan walaupun dengan mengambil dalih “seorang ‘alim telah berbuat demikian”, atau “pak kiyai ini berkata demikian”.
zaman telah terbolak-balik. sehingga menjadikan kiblat berfikir ke arah barat. setiap ada seorang profesor ini dan itu berkata, semua mata tertuju kepadanya. walaupu mereka kafir, dan tidak memenuhi kriteria dalam islam untuk diambil perkataannya.
dengan memanfaatkan ini seorang yang berfaham liberal mengambil dalih. memasukkan perkataan si kafir kedalam lahan garapan islam. mereka menyamakan posisi perkataan itu dengan dua nash (quran dan hadits). na’udzubillah min dzalik.
kesalahan yang kerap sekali terjadi adalah, mengedepankan logika disetiap sesuatu. padahal seorang muslim memiliki peraturan dalam memakai akal.
dalam islam, ada sebuah fase dimana manusia harus meletakkan logikanya. yaitu ketika dihadapkan dengan al-quran dan al-hadits. kaedah ini harus diingat dan diterapkan dalam kehidupan kita.
Allah adalah pencipta, pengatur, pemilik alam semesta. tiada yang lebih tahu dariNya. seorang yang beriman kepadaNya akan sepenuhnya taat kepadaNya, dan tidak akan mengambil aturan Allah sepotong-sepotong saja dan kemudian memasukkan aturan lain dalam islam.
kita adalah generasi penerus perjuangan islam. kita bangga, dan kita akan buktikan !
iya sih kalo dipikir… betul betul betul…
bergaya upin ipin nih… hihihi
betul bro, jaman gni emang udah serba payah..
g jelas mana yg bener mana yg salah…
ya… beginilah…
wa idza qiila lahum laa tufsiduu fil ardhi qolu innama nahnu mushlihun… alaa innahu, humul mufsiduna walakin la yasy’uruun
waidza qiila lahum aminu kama amanannasu qolu anu’minu kama amanas sufaha?.. alaa innahum humus sufaha, walakin la ya’lamun (al baqoroh 11-13)
Masyallah… jazzakallahu khair atas masukannya.izin share
tafadhol… silakan dishare
say no to liberalisme, sekulerisme, plurarisme, demokrasi….
back to Alqur’an & sunnah….
AllohuAkbar
Allahu Akbar..!
semoga kita slalu diberi petunjuk untuk selalu berpikir dengan landasan hukum islam …
amien..
Hidup pemuda!
Kita sebagai pemuda harus berpikir kritis dg cara yg baik,
Spirits never die!
betul banget.. jangan sekedar ikut2an
Padahal ditangan pemudalah urusan ummat
inna fii yadisy syubbani amrol ummah, wafi aqdamiha hayataha…
kita adalah generasi penerus perjuangan islam. kita bangga, dan kita akan buktikan !
Ya syabab bil islam la tanam….
pemuda selalu menjadi bahan pembicaraan yang tak kunjung selesai..
kita berikan warna terang untuk generasi kita…
Mari kita bergerak, jangan ngorok terus di atas spring bed