
syaikh sitir, rois qismul qodho’ bi jami’ah ummul quro dalam sebuah kesempatan bersama puluhan pemuda pelajar indonesia di pertemuan rutin dalam komplek islamic center syarai’, pinggir kota makkah menjelaskan panjang lebar tentang kaitan permintaan hidayah dalam surat al-fatihah.
dalam muhadhorohnya beliau mengajak agar kita sering-sering membaca al-fatihah. selain pahala yang dijanjikan, dalam al-fatihah terdapat doa yang tersusun indah dan sangat bermakna.
setelah menyebut asma Allah yang maha pemurah lagi maha penyayang, kemudian memuji Allah dengan segala puji-pujian, dan meyakini bahwa Allah-lah yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dan kemudian mengakui bahwa Allah yang merajai hari Akhir. kemudian tersebutlah doa “ihdinash shirothol mustaqim” (tunjukkanlah kami kepada jalan yang lurus).
mengapa harus meminta hidayah
mengapa harus meminta hidayah? bukankah kita telah diberi hidayah?
ya, kadang pertanyaan semacam itu sering terlintas di benak kita. kita merasa, dengan islam yang telah kita pegang, berarti kita telah diberi hidayah. sehingga merasa cukup dengan hidayah ini dan tak lagi meminta hidayah yang lain.
adakah hidayah yang lain..? ya, tentu saja ada.
hidayah dibagi menjadi dua
para ulama membagi hidayah dengan dua, hidayah irsyad dan taufiq.
hidayah irsyad adalah hidayah yang dapat diberikan seseorang kepada orang lain. seperti halnya seorang guru kepada muridnya. ilmu, atau pengetahuan yang telah dberikan itu adalah hidayah.
dapat kita dapati contohnya pada orientalis barat yang mempelajari islam. mereka mengerti islam, tapi mereka belum tentu mengamalkan, karena mereka hanya mendapatkan hidayah irsyad.
hidayah taufiq, inlah yang diberikan Allah secara langsung kepada seseorang. tidak ada yang dapat memberi selainNya; bahkan Nabi muhammad-pun, manusia terbaik yang pernah ada tak dapat memberi hidayah taufiq kepada pamannya yang sangat dicintai.
hidayah ini tak sekedar hidayah irsyad. contohnya seperti haji, ummat islam telah mengerti bahwa ibadah haji adalah wajib, dan itu merupakan rukun islam. namun sedikit sekali yang diberi taufiq oleh Allah sehingga berani menyisihkan uang, waktu dan segala yang dia punya untuk melaksanakan ibadah haji.
melakukan sholat jamaah adalah hidayah, membaca quran adalah hdayah, memakai sandal dengan mendahulukan kaki kanan adalah hidayah. dari hal-hal semacam inilah point kita terkumpul, sebagai beban kebaikan kelak di hari ditimbangnya amal-manusia
mahalnya hidayah tidak terukur dengan harta.. hanyalah doa dengan usaha yang dapat menggapainya…
maka, berdoalah.. semoga Allah memberi kita hidayah kepada kita..
Allahummahdinaa… Allahummahdinaa… Allahummahdinaa…
One Reply to “teruslah meminta hidayah (hebatnya al-fatihah 2)”