ambillah hikmah dari kekonyolan fakta ini (ketika kekasihku dihina)


“Tidak akan Allah menciptakan segala sesuatu kecuali dibaliknya terdapat hikmah”

Kaedah seperti itu yang kudu tertanam dalam benak kita seorang muslim. Tinggal satu hari pagelaran hebat akan digelar dimuka dunia, terlebih di masyarakat dunia maya. Seorang nomer satu kekasih Allah akan dilukai dihadapan sekian juta pengikutnya tanpa ada perlawanan yang berarti. Sungguh kasihan benar ummat ini yang tak mempunyai tanduk.

Mengumpat lewat status di facebook, mengecam dengan pernyataan-pernyataan yang mengatas namakan kelompok, atau mengancam akan memboikot facebook selaku fasilitator penyelenggara event atau mungkin cara-cara lain yang telah ditempuh; namun, sudahkah anda melihat hasilnya?

Anda berkata sudah berusaha maksimal? Ooh, saya yakin anda justru akan ditertawakan musuh. Kok bisa? Iya, lihatlah faktanya.

Ketika ummat ini mengeluarkan tanduk-tanduknya justru diantara kita ada yang memangkasnya dengan berbagai alasan. Mulai dari alasan tindakan terror, bahkan sampai dibilang tidak sesuai dengan zaman, lucu kan. Lantas, bagaimana bisa seekor kambing dapat beradu jika hanya mempunyai mulut dan meninggalkan tanduknya?

Padahal sejatinya tanduk kambing tidak akan dipakai untuk melukai temannya, dan kambing pun tahu, tanduknya hanya akan diadu dengan tanduk kambing lain pula. Tidak ada seekor kambing yang memakai tanduknya untuk melukai perut kambing lainnya, melainkan tanduk dengan tanduk.

Sekali lagi, “Tidak akan Allah menciptakan segala sesuatu kecuali dibaliknya terdapat hikmah”.

Kini, dengan keterbatasan yang kita miliki, sepantasnya kita mengambil hikmah dari yang ada di depan mata. Dan kemudian, dengannya kita bisa melangkah menjadi lebih baik.

Teman, sering kita terlalu dibuat bangga dengan berita yang kita dengar tentang prestasi ummat ini. Saya yakin sudah bukan hal yang baru ketika diberitakan bahwa al-quran adalah kitab suci yang dibaca dan sekaligus dihafal oleh ummat manusia di jagad ini terbanyak dibandingkan kitab suci agama lain. Atau juga yang hangat di telinga kita, baru-baru ini mukjizat quran terungkap kembali, adanya sungai air tawar di dasar lautan. Atau masih banyak berita lain yang fantastis dari agama kita ini. Tapi, maaf-maaf saja, ummat islam kemudian menjadi besar kepala dan lupa kewajibannya.

Betapa banyak dari yang mengaku dirinya islam yang namun tidak mengerti ‘apa sih sebenerernya islam’. Hampir seperti seorang lelaki kecil yang ditanya “apakah kamu laki-laki” dan dia menjawab “iya”, namun dia tidak mengerti apa maksud dari laki-laki dan apa yang membedakannya dari seorang perempuan. Layaknya keledai pembawa muatan barang, dia tidak akan tahu apa muatan yang ditempatkan diatas punggungnya. Begitupun ummat islam saat ini, mengaku islam, namun tidak mengerti apa yang dibebankan dari seorang muslim dan apa yang membedakannya dari seorang kafir.

Tidakkah anda pernah berfikir mengapa kafir sebegitu berani mencela muslim. Dan bagaimana hasil dari buah pemikiran anda?.
Anda yang kerap menonton film seharusnya dapat mengambil kesimpulan yang lebih, karena sebegitu banyaknya contoh yang dapat diambil dari yang anda tonton. Misalkan, dalam sebuah film seorang bos mafia yang berpakaian biasa ditantang oleh seorang copet kampungan, pasti seorang bos tidak akan terlalu payah melawan, tapi cukup berkata “belum tau ya siapa gue, gue yang pegang tempat ini, ngerti gak lo??” sontak saja si copet pasti akan kabur tanpa ada perlawanan.

Nah, bagaimana dengan ummat islam saat ini, bisakah islam berkata kepada kafir penentang itu “jangan macem-macem ya, gue nih singa. Allah tuh berfirman dalam kitabNya kalo gue nih ummat terbaik”. Pasti anda akan tahu jawabannya si kafir itu “singa kalo tidur sih kagak ada artinya, ada tikus naek ke kepala lo aja, lo kagak bisa ngapa-ngapa. Apalagi lo singa ompong”. Setidaknya seperti itulah martabat kita dihadapan mereka.

Marilah kita berbenah wahai saudaraku. Jika diibaratkan sebuah guci yang mahal nan eksotik, kita saat ini adalah guci yang telah pecah berkeping. Nyaris tak ada nilainya. Namun ketika kita mampu mempererat apa yang kita punya, kita akan menjadi lebih kuat, karena kita tahu kelemahan kita. Begitupun jika pecahan guci itu mampu disusun dengan rapi, bukan hanya terkesan mewah, namun guci itu bertambah mahal karena bernilai seni yang tinggi. Mari kita rapatkan barisan, jangan mudah memperolok dan jangan berpisah dari barisan.

Tidak ada yang mengatakan embek-an kambing itu lebih indah dari kicauan burung. Namun seekor kambing memiliki tanduk sehingga menjadi terlihat gagah dan diperhitungkan musuh. Jangan pernah halangi tumbuhnya tanduk ummat ini, karena tanpanya ummat islam tidak ada artinya.

Rasulullah adalah seorang nomor satu yang dimiliki ummat ini, sungguh sebuah penghinaan ketika beliau dimenjadi bahan tertawaan kafir.

Allahumma adzhir diinaka ‘ala diini kullih, walau karihal kaafiruun…

7 Replies to “ambillah hikmah dari kekonyolan fakta ini (ketika kekasihku dihina)”

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: