
pemandangan berbeda terlihat sekitar sepekan yang lalu. syaikh abdurrahman al-‘ajlan, seorang ulama yang memiliki halaqah terbesar di masjidil haram memanggil murid-muridnya.
ba’da isya tepat. puluhan orang berkumpul di bawah mi’dzanah (tempat adzan) masjidil haram. bersama mantan ketua mahkamah syar’iyyah daerah qosim, syaikh abdurrahman al-‘ajlan memanggil murid-muridnya satu persatu. pemandangan ini jarang terlihat. karena sebagaimana biasanya syaikh hanya berkumpul dalam halaqohnya ba’da maghrib.
sebuah berita yang mengejutkan disampaikan sang guru. beliau memutuskan mengeluarkan murid-muridnya yang telah belajar bersamanya lebih dari 15 tahun.
bukan tanpa alasan. beliau memanggilnya satu-persatu dan mewasiatkan agar mereka segera berdakwah. “kapan kamu akan berdakwah?” setidaknya seperti itulah pertanyaan penghujungnya.
lantas, kapan kita berdakwah…?
kejadian diatas nampaknya hanyalah kejadian biasa-biasa saja. namun, kita harus mencoba mengambil dari kejadian biasa itu menjadi pelajaran atau hikmah yang besar.
seorang guru mengeluarkan murid kesayangannya. pernahkah anda mendapati sebelumnya di sekitar anda? saya yakin, yang seperti ini terjadi pasti membawa pelajaran yang patut kita pelajari. diantaranya:
- kewajiban belajar (tholabul ‘ilmi) menuntut tugas lain, yaitu mengajar (berdakwah)
- kewajiban seorang pengajar terhadap yang diajar, yaitu mengingatkannya ketika berbuat salah dan bertindak tegas ketika mendapati muridnya terlena
- mengedepankan kepentingan ummat walaupun harus berpisah dengan orang-orang yang disayangi
anda dapat menambahkan hikmah yang anda dapati dari sepenggal kisah diatas pada comment dibawah ini. dan anda pun patut mengambil dari yang anda dapati di sekitar anda beberapa hikmah, agar menjadi pelajaran anda dalam menempuh hidup. Allahu a’lam bish showab
subhanallah, indah nian.. 🙂
yaiyalah,, siip…