memperingati nishfu sya’ban?


عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لَا يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لَا يَصُومُ فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ

dari aisyah (ra) berkata: “rosulullah (saw) berpuasa sampai kami mengira beliau tidak pernah berbuka, aku tidak pernah melihat rosulullah (saw) berpuasa sebulan penuh kecuali di bulan romadhon dan aku tidak pernah melihat beliau lebih banyak berpuasa dari puasa di bulan sya’ban” (HR bukhari: 1833 dan muslim:1956)

inilah hadits shohih yang menjelaskan tentang aktifitas Rosulullah (saw) ketika sya’ban. beliau banyak berpuasa (tanpa ada pengkhususan untuk nishfu sya’ban) di bulan sya’ban lebih banyak dibanding puasa-puasanya di bulan-bulan lain (selain romadhon).

syaikh ‘athiyah saqar dalam fatwa al-azhar no: 39 tahun 1997 mengatakan bahwasannya yang monumental dari nishfu sya’ban adalah peristiwa tahwilul qiblah (beralihnya qiblat) dari masjidil aqsa ke ka’bah

nishfu sya’ban

ulama hadits, syaikh al-albani dan syaikh ahmad syakir menshohihkan beberapa hadits mengenai keutamaan nishfu sya’ban, diantaranya

عن أبي موسى الأشعري عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: إن الله ليطلع  في ليلة النصف  من شعبان فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو مشاحن


dari abu musa al-asy’ari (ra), bahwasannya nabi (saw) bersabda: “sesungguhnya Allah membuka pada seluruh makhluqnya pada malam pertengahan bulan sya’ban, dimana Allah mengampuni dosa seluruh makhluqnya kecuali orang musyrik dan orang yang berlebihan”
(HR ibnu majah, ahmad, thobari, baihaqi, ibnu hibban)

namun hadits ini tidak diakui oleh ulama lain ahli jarh wa ta’dil; lajnah daimah pun dalam fatwanya no: 884, 7929 yang ketika itu diketuai oleh syaikh ibrohim bin muhammad alu syaikh mendhoifkan hadits itu dan menentang ritual-ritual khusus yang diselenggarakan di malam nishfu sya’ban

sejarah peringatan nishfu sya’ban

tercatat munculnya ritual peringatan nishfu sya’ban dikarenakan pengaruh politik pada masa daulah abbasiyah yang ketika itu dipimpin khalif al-qaim (422-467 H / 1075-1094 M) atau bertepatan menjelang babak baru pada perang salib (1096-1099) yang ketika itu ummat islam benar-benar berada dalam titik nadir yang begitu menyedihkan.

sebuah pengkhususan, mengapa?

islam mengajarkan sebuah pengkhususan dalam peribadataan, contohnya

> bulan ramadhan dikhususkan untuk puasa dan qitam romadhon
> hari senin-kamis dikhususkan untuk puasa sunnah
> empat bulan hijriyah dikhusus kan sebagai bulan harom (asyhuril hurum)

dan lain sebagainya, kesemuanya adalah pengkhususan yang berdasar (pada al-quran dan sunnah). adapun ketika kita atau pendahulu kita mengkhususkan suatu peribadatan tertentu tanpa ada dasar yang diterima dalam islam, maka jelas bahwa apa yang diperbuat olehnya adalah perbuat mengada-ada.

mudahnya seperti tubuh manusia, semua orang menegerti apa saja organ tubuh manusia, apa yang anda pikir ketika ada yang menambahkan tas di punggung manusia, apakah bisa dinamakan tas tersebut bagian dari organ tubuh manusia? tentu saja tidak. karena itu menambah-nambahi sesuatu yang telah baku. dan tentu saja siapa saja tidak akan mengakuinya.

begitupun dalam islam, masalah peribadatan dalam islam adalah hal yang telah baku, menambahnya atau menguranginya adalah perbuatan mengada-ada dalam syariah islam. perbuatan illegal, tidak akan diterima amalannya. bahkan dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa setiap yang bid’ah (perkara baru) adalah menyesatkan, dan setiap yang menyesatkan tempatnya di neraka. wal ‘iyadu billah

diantara amalan menyimpang di pertengahan sya’ban yang dilestarikan oleh masyarakat

> shalat alfiyah (sholat seribuan) secara berjamaah, 1000 rokaat dengan 10 kali membaca al-ikhlas pada rokaat kedua, dimulai dari ba’da maghrib hingga selesai
> jika tidak sanggup, diberinya keringanan dengan sholat mi’ah (seratusan) dengan cara dan waktu yang sama. sholat ini diyakini dapat memenuhi hajat, karena pahalanya 10 kali lipat dari sholat lain
> atau pilihan lain juga ditentukan 12, 14 atau 30 rokaat
> jika masih belum mampu dilakukan dengan sholat sudasi (sholat enam-an) berjamaah. dalam point pertama tadi sifatnya umum, adapun dalam poin ini dikhususkan untuk tolak bala’, panjang umut, murah rizki, dan bertemu jodoh. dan setelah sholat dibacakan yasin dan doa beramai-ramai.

ritual itu berlanjut di pagi harinya dengan berpuasa sampai petang. karena ini adalah sebuah kesatua ritual agar permohonannya terkabul.

bagaimana sikap kita..?

para ulama berbeda pendapat dalam menyikapi permasalahan ini. sebagian besar meniadakan ritual tersebut secara keseluruhan (misalkan imam hafidz al-iraqi dan imam nawawi), namun ada yang membolehkan beberapa diantaranya dengan beberapa persyaratan.

adapun penulis sendiri lebih condong ke pendapat pertama, dengan dasar bahwasannya dalil-dalil yang didapat masih belum masuk ke dalam kategori shohih ataupun hasan. namun bukan berarti melarang beribadah di malam nishfu sya’ban, kita tetap beribadah di malam tersebut, tetapi tidak dengan niatan untuk sebuah kekhususan nishfu sya’ban. Allahu a’lam bish showab.

mari kita tingkatkan amalan kita, romadhon sebentar lagi datang, jangan sia-siakan waktu istimewa tersebut…  🙂

2 Replies to “memperingati nishfu sya’ban?”

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: