taqwa tak sebatas jargon kampanye romadhon


Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan atas kalian berpuasa; sebagaimana telah diwajibkan pula kepada para pendahul kalian, supaya kalian bertaqwa (al-baqoroh: 183)

Masyhur, ayat diatas dihafal oleh jutaan ummat Islam. Dzat yang menciptakan makhluq pastilah maha mengetahui bagaimana menarik perhatian ciptaanNya. Untuk menarik minat, Rajanya para jurnalis ini (Allah) telah mengajarkan bagaimana menyedot perhatian manusia. Sebuah iming-iming diberikan kepada siapa saja yang beriman untuk berpuasa sebulan penuh; barang siapa yang sukses dalam mengerjakan puasa berhak mendapatkan hadiah, yaitu ‘taqwa’.

Upz, jangan kaget. Anda boleh bertanya apakah ini sebuah hadiah yang impas?. Sebuah pengorbanan sebulan penuh menahan nafsu untuk sebuah kata ‘taqwa’ yang tak layak di sandangkan di awal atau akhir sebuah nama, layaknya gelar sarjana, magister, atau doktor.

Mari kita lihat, apa yang dapat dibanggakan dari ‘taqwa’…?

Kawan, alam kandungan dan dunia telah kita rasakan. Masih dua babak lagi yang masih menunggu sebagai bukti dari usaha kita. Kita lewati alam kubur, dan kemudian akhirat sebagai finish. Akan menyesal siapa yang di akhirnya ditetapkan sebagai penghuni neraka, dan sebuah kebanggaan jika surga menjadi tempat tinggal kita kelak. Inilah sebuah proses kehidupan yang terus berjalan.

Namun sayang, yang kita punya dari science tak banyak membantu dalam mengetahui bagaimana kehidupan dua alam yang tersisa ini, sehingga pastinya akan sangat merepotkan kita untuk menyiapkan perbekalan yang harus kita siapkan untuk menyambutnya.

Tentulah seorang yang cerdas apabila ada yang dapat memperbekali dirinya dengan perbekalan yang tepat. Nah kawan, disitulah ‘taqwa’ menjalankan tugasnya sebagai juru lobi yang dapat membebaskan penyandangnya dari siksaan yang pedih.

وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا (71) ثُمَّ نُنَجِّي الَّذِينَ اتَّقَوْا وَنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا (72) [مريم: 71-72]

Dan setiap kamu pastilah akan merasakan siksa neraka, itulah sebuah ketetapan dari Tuhanmu. Kemudian Kami (Allah) bebaskan siapa saja yang bertaqwa, dan membiarkan siapa saja yang berbuat dzoloim dalam keadaan berlutut (QS Maryam: 71-72)

Setiap manusia pasti akan singgah di neraka, tak pandang dia presiden, ketua RT, atau ibu rumah tangga; jika telah memasuki akhirat, semuanya akan masuk ke neraka. Padahal bukan lagi rahasia, siksa neraka yang paling ringan adalah apabila kaki yang telah diberi sandal diinjakkan ke neraka, otak akan mendidih.

Namun hanya manusia yang menyandang predikat taqwa lah suatu pengecualian dapat berlaku, dia akan ditempatkan di surga tanpa harus melewati neraka.

وَيُنَجِّي اللَّهُ الَّذِينَ اتَّقَوْا بِمَفَازَتِهِمْ لَا يَمَسُّهُمُ السُّوءُ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

“dan Allah bebaskan orang-orang yang beriman dengan kemenangannya, baginya tindak tersentuh suatu kejelekan (adzab) apapun” (QS Zumar: 61)

Tapi yang demikian bukanlah hal yang mudah, ‘tak ada makan siang gratis’ begitupula taqwa. Inilah mengapa Allah telah memberitahu kita bahwa penghuni neraka akan jauh lebih banyak dari penghuni surga.

:: mari kita rebut predikat taqwa, karena kita diperintahkan untuk berbekal, dan sebaik-baik perbekalan adalah taqwa… 🙂

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: