“alasannya demi stabilitas nasional, kabar kita tak pernah terekspos dalam berita…”, saya pilih perkataan tersebut sebagai pembuka tulisan ini.

Allah mengijinkan kami bertemu sehingga tulisan ini dapat anda baca. sebut saja beliau bapak M. seorang da’i di pontianak yang aktif di sebuah ormas islam di kota tersebut. bersama anak sulungnya dia berangkat dengan penuh optimis menuju kampus ummul quro university (UQU). ketika itu beliau ingin menjumpai seorang ulama yang pernah dijumpainya di pontianak dalam sebuah dauroh, dan ulama tersebut mempunyai meja di kampus ini.
singkat cerita, karena belum bisa menemui orang yang dicarinya, kami justru dapat bertemu. dengan sebuah obrolan di koridor fakultas dakwah ushuluddin kemudian bersambung ke sebuah kantin. ngalor-ngidul pembicaraan mengalir. dan sampailah pada sebuah judul obrolan sepak terjang dakwah islam di kalimantan barat.
obrolan menjadi seru karena bersama kami, selain bapak tersebut dan anaknya, juga ada kandidat doktor ummul quro (ustadz syaukani) yang kemudian bersiap mengajukan karya tulisnya tentang daerah tersebut, juga satu lagi seorang dosen fakultas teknik ummul quro (Dr khairul fuad).
sekilas kalimantan barat
“…tidak banyak yang bisa diandalkan dari propinsi kami, tak ada sumber daya alam, tak ada pabrik, kerajinan, ato yang laennya lahh… dulu kami punya kayu, tapi sekarang sudah habis…” setidaknya seperti itu beliau (bapak M) menuturkan daerahnya.
“…itulah mengapa kami menjadi propinsi termiskin kedua di indonesia… pertanian tidak maju, kami hanya bisa menanam padi dalam satu hektar, satu ton hasil kami.. tapi alhamdulillah, transmigran jawa bisa memperbaiki, satu hektar menghasilkan 8 ton.. tapi itu belum dikatakan produktif jika dibandingkan di daerah lain…” lanjutnya
“…kita bawa biji tomat baik dari jawa, begitu kita tanam di daerah kami, hasilnya hanya sebesar jempol. itupun jadinya kriting…” tuturnya dengan wajah yang polos.
“…semua barang laku terjual disini, dan barang-barang didatangkan semuanya dari jawa…”
penduduk kalimantan barat
“…ada dari dayak, melayu, china, jawa, madura… tapi yang dianggap menjadi putra daerah adalah dayak, melayu dan china saja. karena jawa dan madura adalah pendatang baru, mereka baru beberapa puluh tahun datangnya…”
pernah dalam sebuah pilkada, rekan-rekan da’i disana mengajukan beberapa kader muslim untuk dimasukkan. tapi dari penuturan beliau, sebuah keajaiban terjadi. ‘Mr X’ yang berasal dari suku D*yak yang telah beragama islam dapat berubah etnisnya secara otomatis menjadi m*layu (tak lagi diakui menjadi orang D*yak). sebabnya pun simpel saja, “tidak diakui dalam suku tersebut, seorang yang tak makan babi dan minum arak” na’udzubillahi min dzalik
gerak dakwah
“…gubernur kita mengatakan bahwa penduduk kristen 55% dan muslim 45%, ini berbeda dengan data dari kanwil depag bahwa muslim memiliki 55%, sisanya kristen 45%… tapi, apalah daya depag dibanding bos-nya… inilah mengapa gereja bertebaran, mendirikannya tak lagi mensyaratkan ijin dari penduduk muslim, karena ksristen disyaratkan meminta ijin dalam pembuatan gereja jika mereka menjadi minoritas.. tapi mereka membalikkan fakta, sehingga kebebasan ada ditangannya…”
“…sudah lama saya tinggal di pontianak, tapi baru-baru ini saya tahu kalo 70km dari kota saya ada sebuah perguruan theologi sekelas internasional. dipake untuk mengambil jenjang pasca sarjana… dulu yang meresmikan wakil gubernur yang sekarang sudah menyadari kesalahannya, sehingga waktu dia menunjuki saya dimana tempatnya yang pernah dia resmikan…”
kini, semua jajaran dari gubernur, wakil; DPRD tk 1 dan 2, juga mayoritas dari bupati telah dipegang oleh kuffar. kegiatan kristenisasi berjalan mulus..
kristenisasi
“…kristenisasi nyaris tak terbendung, tak ada gerakan islam yang menghalau. dana mereka kuat, sedangkan kita masih sangat kekurangan… ribuan misionaris mereka sebarkan dengan perbekalan makanan yang melimpah.. bertahun-tahun mereka membujuk dan memberikan bantaun ekonomi, entah berupa sembako, atau memberi seekor sapi atau yang lain dan hasilnya pun lumayan banyak…”
“…maaf-maaf aja pak, justru orang j*wa yang mudah terpancing. para transmigran ini muslim, para misionaris bertahun-tahun membujuknya, mereka teguh. mereka masih mempertahankan agamanya… setiap dikasih sapi, dia terima, dikasih beras diterima. tapi mereka masih muslim… eh, tau-taunya. bapak ibunya tetep islam, tapi anaknya dikasihnya sama dia untuk disekolahkan…”
data dan fakta
“… kami tak seimbang (muslim-kafir), mereka aktif dengan pembawa misi yang dibekali dengan ekonomi yang kuat. sedangkan kita masih sangat kurang…”
“…eh pak, untuk mengkristenkan seorang muslim butuh waktu bertahun-tahun prosesnya… namun dengan ijin Allah, hampir disetiap harinya puluhan orang mengendarai truk datang kepada kami meminta supaya diislamkan… sebenarnya kami senang sekali, tapi juga kasian, mereka kemudian tak terbina. semula kami banyak berhaap dengan para alumni pesantren yang ditugaskan di daerah kami, tapi mereka hanya betah sebulan, dan langsung memita ijin untuk pulang… hidup bersama kami harus siap sengsara…”
“…pernah suatu saat, kami para muballigh mengunjungi suatu daerah yang mayoritasnya muallaf. kita lihat di peta, nampaknya dekat. namun setelah kita tempuh ternyata waktunya dari shubuh sampai shubuh hari selanjutnya batu nyampe.. disitu kami heran, kok tidak ada seorangpun yang adzan, begitu kita tanya mereka ternyata tidak tahu tata cara adzan… kemudian kita ngobrol sehingga kita tahu bahwa beberapa anak perempuan dari mereka masih dinikahkan dengan orang nasrani.. kita tanyakan, mengapa anda menikahkan dengan mereka, jawabannya “emang nggak boleh ya? kok nggak ada yang ngasih tahu kami?”… “yang penting kan, kita kasih tahu suaminya supaya jangan anak saya dikasih makan babi” jadi, setahu mereka yang dikatakan islam adalah tidak makan babi…”
fitnah yang menimpa kaum muslim
“…pokoknya tuh, begitu disini ada seorang ustadz pandai berbahasa arab, apalagi dia memiliki latar belakang timur tengah. pesantren yang dipimpinnya akan membeludak. pernah, ada seorang somalia. dia muballigh yang telah lama terjun di kalimantan dan kemudian diangkat menjadi direktur di sebuah pesantren yang kali itu sedang naik daun. pesantren ini sulit digulingkan. tapi kafir itu memang licik… sebenarnya tak-tik ini bisa terbaca, seorang wanita disekolahkan di pesantren tersebut. direktur pesantren ini kan suka ruqyah ya pak. wanita itu beralasan dadanya sakit, yang tidak mungkin diperlihatkan di muka umum. akhirnya si perempuan itu diajaknya ke sebuah tempat untuk diobat… akhirnya begini-begitu, kabar tersiar bahwa ustadz ini berbuat macem-macem sama perempuan tersebut. pesantren akhirnya namanya tercemar, masyarakat emosi dan nyaris dihancurkan massa…”
“…setelah kami teliti, wartawan penulis berita di semua media massa. semuanya kafir… keliatan sekali makar mereka…”
“…ada lagi di sekolah dasar islam. guru perempuannya dihamili seorang laki-laki kafir. dicarikan seorang yang tampan untuk merayu guru tersebut, selang sekian lama. berhembuslah berita tersebut dan sampai sekarang sekolah itu ditutup…”
“…pokoknya adaa aja pak cara mereka memangkas sekolah-sekolah islam ditempat kami. pokoknya masalahnya berputar tentang materi, dan percintaan… namun jika ini masih tidak berhasil, cara mereka adalah mengambil ustadz yang berpengaruh untuk diiming-imingi menjadi anggota legislatif, sehingga dia lupa dengan dakwah, dan ideologinya menjadi berubah…”
apa yang akan ditempuh…?
“…terobosan kami sekarang ada pada putra daerah mereka, kami butuh ulama’ yang dapat memberikan pelajaran-pelajaran penting kepada para calon da’i dari kalangan mereka sendiri… pernah kami bekerjasama dengan pesantren di jakarta, dan mereka menyambut baik dan meminta anak-anak dari mereka agar dikirim untuk dididik di jakarta. tapi yang seperti ini tidak mungkin, karena orang tua mereka tidak mengijinkan dan masih mempercayai banyak mistik jawa dimana seorang dari mereka akan ditanam dibawah hotel sebagai tumbal…”
“…setidaknya didirikan untuk kami pendidikan singkat setahun atau dua tahun untuk mengajarkan kepada anak-anak dari etnis mereka yang siap terjun di kampung halamannya.., pernah beberapa kali kami diberi beberapa ustadz yang mendapat tugas dakwah di daerah kami, tapi baru sebulan mereka sudah ijin untuk pulang. tidak kuat dengan kondisi yang keras…”
:: inilah sedikit point yang kita bicarakan dalam obrolan 2 jam di sebuah kanting kampus ummul quro…
semoga bapak ini dan rekan-rekan yang lain diberi keteguhan langkah dalam berdakwah, sehingga sebuah generasi baik akan terlahir, biidznillah… masih banyak cerita lain yang lebih menarik, bisa kita tambahkan pada comment dibawah ini…
Pemilihan pemimpin melalui pilkada di kalbar memang telah banyak memunculkan orang2 yang dianggap putra daerah namun justru tidak menguntungkan bagi kaum muslim. Menurut saya itu semua berawal dari kesalahan dari kaum muslim sendiri, karena tidak bersatu dan mudah dipecah belah. Kami benar-benar mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari kejadian tersebut. Setelah pengumuman pemenang pilkada saya rasakan aura masyarakat pontianak sangat sendu tatkala menyadari siapa pemimpin mereka sekarang.
Mengenai hasil bumi di kalbar, saya kurang setuju dengan apa yang dikatakan bapak tadi. Jika diakatakan dikalbar tidak ada sumbar daya alam, tidak ada pabrik, tidak ada kerajinan, itu semua tidak benar. Saya tinggal didaerah pinggiran kota pontianak yang bisa dikatakan sebagai pengembangan agribisnis dan pabrik. Disini terdapat banyak pabrik mulai dari pabrik minyak kelapa sawit, pengolahan udang, roti dll. Selain itu kalbar juga juga merupakan provinsi yang menghasilkan jeruk, kelapa sawit, lidah buaya, tengkawang dll. Kalbar juga kaya dengan hasil kerajinan. Di kota pontianak terdapat kios-kios khusus yang menjual barang-barang hasil-hasil kerajinan khas kalbar yang sering dibawa sebagai oleh2. Meskipun demikian, saya tidakdapat menyebutkan seberapa besar tingkat kekayaan atau kemiskinan di kalbar karena tidak memiliki data yang akurat mengenai hal tersebut
Tidak hanya ulama yang harusnya bisa berdakwah dikalbar apalagi hanya mengharapkan ulama dari pulau jawa. Semua kaum muslim punya tanggung jawab untuk mengemban amanah tersebut. Tidak perduli betapa sulitnya dan rumitnya masalah yang diahadapi, Insya Allah, Allah akan memberikan pertolongannya kepada orang2 yang berjuang dijalannya.
maaf, saya hanya menyitir dari perkataan lawan bicara saya,, mungkin dia juga membandingkan dengan profinsi2 lain yang jauh lebih maju… karena dia adalah pengembara, asli dari jawa timur, tapi pernah keliling hidup di thailand, malaysia, brunei, dan beberapa profinsi sampai akhirnya tinggal di pontianak…
setiap perjalanan hidup, kita pandai-pandai harus mengambil hikmah dan segera memperbaiki diri,, tentu orang yang tinggal didaerah tersebut lebih bertanggung jawab dengan lingkungannya,, semoga Allah memberi pertolongan…
Subhanallah….Sy asli putra Kalbar tepatnya Pontianak, bekerja di Perkebunan Kelapa Sawit di Kabupaten Sanggau…sesekali saya turun untuk berdakwah. Kalbar khususnya kabupaten sanggau yang nota bene markas kaum kuffar. Sy tahu persis kondisi umat…misi kristenisasi memang gencar di setiap sudut Kalbar namun kembali kepada umat Islam sendiri dan pemuka-pemuka agama, saya tidak peduli pada misi dan gencarnya misi mereka selama kita sendiri mau bersatu dan mendalami agama secara kaffa, Kyai, ustadz, da’i dan tokoh2 agama Islam hendaknya lebih peduli pada syiar agama dan mau turun ke pelosok dengan rasa ikhlas dan tanpa pamrih….lemahnya kita hanya pada kepedulian ummat, pamrih dan merasa ilmu dan pendapat kita lebih benar dari orang lain, kita malah risih jika ada yang mau memberi masukkan ilmu yang diluar dari apa yang kita pelajari. Kita malas memikirkan kondisi ummat bahkan tidak mau bekorban demi ummat. Saya salut pada rekan-rekan Jama’ah Tablig yang mau turun sampai ke pelosok sekalipun demi ummat tanpa ada rasa pamrih…..namun hal inipun mendapat cemoohan dari kalangan Islam itu sendiri….bid’ahlah, tidak amanalah krn meninggalkan keluarga dll. Namun terbukti, sudah banyak umat-umat lain bahkan preman2 yang tadinya salah jalan kini kembali ke Islam…Subhanallah.
Mohon kepada seluruh Kyai, Ulama, Ustadz dll. Ayo kita bersatu dan peduli pada kiris iman ummat Islam, tak usah bimbang pada ummat lain dengan misi-misi mutakhir jika ummat Islam itu sendiri sudah tertanam Iman yang Haq kepada Allah. Insyah Allah, selama kita syiar dijalan dan Agama Allah, Allah akan bantu berkembangny Islam itu sendiri. Amin
assalaamualaikum kalbar adalah medan da’wah yag sesunggahnya bagi saya ,beetapa memilukan apa yang saya baca namun hal itu (kemiskinan kesulitan lapangan kerja bukan lah hal yang mendasari kita dalam lemah nya da;wah disana namun kurang ber satu nya kita orang melayu,,,,,,melayu di kal bar merupakan orang islam sehingga tidak bisa di pisahkan antaaaara islam dan melayu bahkan dayak yang masuk islam pun di sebut melayu ) melayu merupakan penduduk asli kal-barr ada nelayu sambas melayu pont ianak ,melayu sanggau ,melayu ptussibau ,melayu pahoman , melayu ketapang,dll itulah melayu ,dan itu juga yang menyebabkan mengapa melayu an dayak sangat susah untuk di adu domba oleh para misionaris yang kebanyakan berasal dari orang dayak ,,,,,,( MEREKA TAHU DENGAN SEJARAH PERJALANAN BORNEO) dan melayu ,,,,,,,,,,,,,,, perjalanan islam ………………ada bebrp istilah yang tidak akan terhapuskan mUdah2an sampai hari kiamat yaitu: islam……. melayu,,,orang laot,,,,,. INI SEBUTAN UNTUK ORANG MELAYU .
SEDANGKAN ,,,,,DAYAK ,,,,,,,,, ORANG DARAT MERUPAKAN SEBUTAN UNTUK SUKU DAYAK
ibaratkan ade dan abang……….
ALLAHAKBAR saya sebagai arang asli kal bar tidak timggal diam ner pangku tangan walaupun sayas tahu misioharis sangant benyak di daerah kita jutru saya bersukur atas ni’ matnya >>>>berjuanglah terus dan carilash guru yasng mustakim …. karena di JT(jamaah tablihg) ada hal hal yang perlu di luruskan
Sedih sekali membaca apa yang menimpa saudara seagama yang ada di Kalimantan Barat. Insya Allah, pertolongan Allah akan segera datang. Maafkanlah saudaramu yang karena kelemahan imannya masih belum sanggup untuk menolong saudaranya..
Salam dari Aceh
Assalamualaikum….saya org kalbar asli…..juga keturunan dayak….memang dakwah di Kalbar sangat di butuhkan …terlebih lagi di wilayah saya,sintang….oleh sebab itu mohon dukubgan dan doa selalu…
ana pernah ketemu seorang ustadz pegiat dakwah dari pontianak, beliau juga sering membimbing haji dari pontianak.. coba aja temui beliau di kantor muhammadiyah pontianak.. ana lupa namanya..
beliau asli dari pasuruan jatim
Saya juga keturunan dayak Mualang (Belitang, kab.sekadau) yg beragama Islam. Sebelumnya maaf, kalau menurut saya, kita ini harus banyak belajar dari Sunan Kalijaga, Beliau menyebarkan Islam di Jawa dgn pendekatan Budaya, org jawa yg masuk Islam pada masa itu tdk langsung berubah suku nya jadi Orang Arab, tapi tetap suku Jawa. Beda dgn orang dayak di Kalimantan Barat yg mualaf , langsung berubah suku nya, jadi orang Melayu. Yang terjadi adalah tidak pernah ada dayak yg Islam. Ironisnya pendekatan Budaya ala Sunan Kalijaga justru di pakai oleh misionaris Nasrani, dan Sukses Besar.
Tentang KALBAR yg miskin, saya tdk spendapat. walau mmang jauh perbedaannya jika di bandingkan Aceh, Papua, Riau Kepulauan, KALTIM, dll.
Tapi Tanya lah kepada org org di Provinsi Kaya tsb, Apakah mereka menikmati Kekayaanya? Saya yakin tidak, Siapa yg menikmati Kekayaan mereka? tanya lah sendiri,
di sebelah Utara KALBAR, terletak SARAWAK – MALAYSIA, sangat makmur, jika anda pernah nonton film Holywood, kami org KALBAR kalau masuk SARAWAK, persis kayak org MEXICO masuk AMERIKA SERIKAT. padahal hasil bumi KALBAR jauh lebih besar dari SARAWAK, apalagi jika kekayaan SARAWAK di bandingkan dgn Aceh, Riau, Kaltim, Papua, NTB, dll… ndk sampai 1% nya kekayaan provinsi2 yg saya sebutkan tadi.
mengapa mereka yg sbnarnya miskin, tapi makmur, tapi kita yg kaya ini.. fakttanya miskin.
Alasan klise bodoh yg paling sering terdengar adalah : Malaysia itu penduduknya sedikit, jadi negara ngasi makan penduduknya gampang, sedangkan Indonesia penduduknya hampir 300jt, jadi susah. Walau penduduk Indonesia 1milyar, Memangnya kita dikasi makan gratis oleh pemerintah?
saya ndk pernah dengar itu.
Jawabannya adalah : Kekayaan Mereka, sebagian besar utk daerah mereka sendiri.
Semoga ini menenangkan,
Allah SWT tidak tidur..maupun diam,
Dia maha berkehendak atas segala hal yang bergerak di muka bumi.
Berserah dirilah hanya kepada Allah sang Maha berkehendak