
Tinggal di masyarakat yang masih acuh dalam permasalahan syariat menjadikan imej kurang baik sering terlintas di benak kita ketika sekian hari tinggal bersama masyarakat Arab yang lebih dewasa dalam menerapkan Islam. Maka tak heran jika setiba di Tanah Air, seorang jamaah Haji atau Umroh justru membawakan cerita bahwa masyarakat Arab masih terbawa dengan budaya yang kolot, tidak dapat mengimbangi pesatnya zaman atau bahkan mengatakan bahwa hak kaum wanita dibatasi.
Jangan salah. Justru inilah sebuah kebudayaan elok yang patut ditiru, indahnya aturan Islam yang telah membudaya pada masyarakat. Namun sayang, tak banyak orang yang mau mengkajinya.
Tentu saja, coba tengok disaat kaum hawa di Ibu Kota (Jakarta) berteriak menuntut diadakannya gerbong kereta khusus wanita atau ditempatkannya wanita pada barisan depan saat berada di busway; masyarakat Arab dengan mengusung syariat Islam sudah terlebih dahulu menerapkannya. Kelak anda pun akan melihat betapa Islam menghormati kaum hawa dengan sedemikian aturan dan budayanya.
Tak hanya memperhatikan, namun anda pun hendaknya menaati dan menghormati budaya tersebut. Berani mengunjungi suatu daerah, tentu menandakan bahwa ia pun siap dengan aturan yang berlaku di daerah tersebut. Untuk melengkapi pembahasan ini, maka perhatikan beberapa hal berikut:
Pertama, jangan menampakkan kemesraan hubungan suami-istri di muka umum, terlebih bagi yang belum terjalin dengan ikatan yang sah. Karena selain akan mengganggu pandangan, anda pun akan ditegur atau hingga diberi hukuman oleh petugas yang berwenang (Haiah Al Amru Bil Makruf Wan Nahyi ‘Anil Munkar / Polisi Syariah).
Kedua, seorang wanita hendaknya tidak bepergian seorang diri, usahakan bersama mahrom atau setidaknya bergerombol bersama rombongan wanita lainnya. Karena merupakan suatu hal yang aib ketika seorang wanita tampak bepergian sendirian, dan tentu akan mengundang bahaya.
Ketiga, seorang wanita jangan memakai pakaian ketat / membentu tubuh dan berlebihan dalam bersolek. Penampilan anda akan mengundang perhatian banyak orang yang datang ke Tanah Suci untuk beribadah, dan jangan heran jika anda akan mendapat teguran keras dari petugas yang berwenang.
Keempat, jangan genit dan manja saat tawar-menawar dalam belanja. Bukan menjadi hal rahasia, banyak kita dapati dengan bangganya seorang wanita Jamaah Haji atau Umroh bercerita bahwa ia sukses merayu penjaga toko dengan genit sehingga ia mau menurunkan harga barangnya.
Alangkah murah harga dirinya sebagai seorang muslimah yang rela mengobral diri dengan penjaga toko untuk sebuah diskon yang hanya senilai 20 SAR. Namun sebaliknya jika si penjaga toko yang berusaha merayu anda para wanita, segera tarik ujung jilbab anda untuk menutup muka. Ini adalah isyarat bahwa anda bukanlah wanita murahan, atau lebih baik jika anda langsung meninggalkan transaksi.
Kelima, ketika menggunakan taksi usahakan wanita masuk setelah laki-laki, dan keluar sebelum laki-laki keluar. Hal ini untuk mewaspadai tindakan tidak senonoh disaat wanita masih berada dalam taksi sendirian. Dan jika anda membawa barang belanjaan, usahakan tetap membawanya dalam kabin. Tidak menaruhnya pada bagasi.
– – – – – – – – – –
Selanjutnya..
Nantikan dalam buku saya MENJADI MUTHOWWIF ANDA DI TANAH SUCI