
oleh: rafiq jauhary
penulis buku, pembimbing ibadah haji dan umrah
sekalipun saya telah mulai mengenal dunia haji dari kecil, baik dari pakde saya yang membuka bimbingan haji sejak sebelum saya lahir maupun dari bapak saya yang juga memimpin kelompok bimbingan. namun secara langsung saya terlibat dalam dunia haji pada tahun 2009, yakni ketika saya dapat menempuh pendidikan di Tanah Suci Makkah Al-Mukarramah.
saya tiba di makkah tepatnya di bulan Dzul Qo’dah1430 H (2009 M)atau bertepatan, satu bulan sebelum puncak haji tiba. sebagai pendatang baru, ketika itu saya hanya bisa membantu pelaksanaan haji dari sebuah kelompok kecil yang dipimpin oleh seorang alumnus Umm Al-Qura University bernama Ust Shofi Mu’alim dengan diasisteni oleh juniornya Mas Hermanto. bersama teman-teman lainnya seperti Zida, Fauzi, Asep, Mas Nizar dan lainnya kami melayani para jamaah mulai dari pendampingan ketika pelaksanaan umroh hingga haji.
namun, di musim pertama saya mendampingi jamaah haji ketika itu saya harus berurusan dengan petugas / PPIH (Panitia Penyelenggara Ibadah Haji). tak hanya di sektor, namun kasus saya dibawa hingga ke meja daker. masalahnya sebenarnya sepele, saya yang geregetan dengan para petugas yang tampak bekerja lambat, ketika itu nekat masuk ke salah satu apartemen jamaah haji. saya ketika itu membantu para jamaah membagi kamar, memberikan makan malam dan juga membagikan simcard pesanan mereka.
namun naas, ketika saya menyelesaikan pekerjaan itu, ketika keluar dari apartemen tak sengaja saya menginjak kaki seorang arab yang dipercaya sebagai petugas dari maktab. tanpa sepengetahuan saya, dia pun mengejar saya yang berjalan cepat keluar dari apartemen, kemudian menangkap saya karena masuk ke pemondokan haji sementara saya bukan seorang jamaah. berbagai tuduhan pun dia keluarkan, mulai dari mencuri hingga berbagai kejahatan lainnya.
prosesnya panjag, namun karena semua tuduhannya tidak terbukti, saya pun dibebaskan bersayarat. sekalipun saya dikenai wajib lapor di kantor daker dua kali dalam seminggu, namun saya nekat tidak lapor diri. ahahaha, itu pengalaman saya menjalankan haji di tahun pertama, 2009.
selanjutnya, 2010 saya tumbuh cepat dan dipercaya menjadi koordinator bagi jamaah haji reguler setidaknya dari empat KBIH. Kota Magelang, Kabupaten Magelang, Kabupaten Sukoharjo dan Bekasi. alhamdulillah semuanya dapat saya selesaikan dengan baik, bahkan bisa ikut membantu pelaksanaan di salah satu KBIH dari Lamongan yang dikoordinir oleh teman saya.
melihat prestasi tersebut, sebuah majalah nasional (majalah Pengusaha Muslim) yang berkantor di Jakarta pun mengirimkan email kepada saya untuk meliput profil saya sebagai seorang muthawif. itulah saat saya mulai merasa PeDe dengan aktivitas sebagai Khodimul Hujjaj (pelayan bagi para jamaah haji).
pada musim haji tahun 2011 saya telah kembali di Indonesia, dan memulai dunia baru sebagai seorang pelajar dan juga kerap diminta mengisi bimbingan manasik haji di beberapa KBIH. mulai dari mengisi tentang kebudayaan arab, bahasa arab pasaran hingga sejarah. sekalipun usia saya masih sangat belia (ketika itu 21 Tahun) sambutan para jamaah alhamdulillah luar biasa. bahkan mereka pun mendesak saya untuk membukukan matersi yang saya sampaikan. hingga pada Tahun 2011 saya berhasil menerbitkan sebuah buku pertama yang saya jual untuk umum dengan judul “Bahasa Arab Praktis untuk Jamaah Haji dan Umrah”. buku itu alhamdulillah cukup laris di pasaran, bahkan hingga kini buku itu masih terus dicetak ulang.
pada tahun 2011 saya juga untuk pertama kalinya mengikuti upgrading dan sertifikasi pembimbing ibadah haji dan umrah yang diselenggarakan oleh LBMH Muhammadiyah Semarang. mulai saat itu saya resmi menjadi pembimbing ibadah haji bersertifikat dan diakui oleh kementerian agama.
kemudian 2012, sebuah tawaran untuk menjadi PPIH (Panitia Penyelenggara Ibadah Haji) di embarkasi solo saya terima. ketika itu saya ditawari menempati posisi sebagai penerima tamu dan juga penerjemah. sebuah posisi yang biasanya hanya diisi oleh para panitia senior. namun beberapa hari sebelum pembekalan untuk menjadi panitia tiba, saya malah mendapat surat panggilan dari kampus Umm Al-Qura University. panitia saya tinggalkan, karena saya lebih memilih untuk kembali ke Makkah. namun sayang, visa dari keduataan bermasalah sehingga saya gagal berangkat.
kemudian sensasi selanjutnya saya dapatkan pada 2013 ini. yakni ketika ketua KBIH yang saya bergabung di dalamnya didhalimi oleh Kementerian Agama sehingga tak dapat membimbing jamaahnya yang berjumlah 216 (atau jika dihitug sebelum ada pemotongan kuota menjadi 300 jamaah). akibatnya, sekalipun saya berada di Magelang, saya harus mengurusi seluruh jamaah dan beberapa teman-teman yang saya percaya menjadi koordinator dengan BlackBerry Messenger (BBM).
ini adalah pengalamn baru bagi saya. dimana saya harus mengarahkan jamaah baik ketika berada di bandara mengurus imigrasi, mengecek bagasi, berbicara dengan sopir bus, mengatur kamar di apartemen/hotel, menjawab pertanyaan masalah fiqih / ibadah, mengatur jadwal kegiatan, meminjam kursi roda, melaporkan kamar yang rusak. semuanya saya kendalikan dari BBM, bahkan beberapa kali pekerjaan saya lebih cepat dari ketua kloter. atau justru saya menyampaikan kepada ketua kloter melalui beberapa jamaah saya tentang berbagai tips praktis.
sekalipun BlackBerry saya telah berusia lanjut, tapi alhamdulillah selama ini tidak sering nge-lag. hingga kini lancar tanpa ada hambatan berarti. sekali lagi saya hanya bisa mengucapkan alhamdulillah.
saya juga meminta doa dari para pembaca sekalian, semoga perjalanan ibadah haji jamaah saya semuanya lancar, ibadahnya diterima dan BlacBerry saya juga tidak bermasalah sehingga komunikasi dengan mereka tetap lancar, amiin
membimbing 216 jamaah haji dari blackberry messenger adalah sebuah pengalamn unik, yang belum tentu diantara para pembimbing lainnya pernah merasakan. anda ingin bergabung dengan saya? silakan invite 2A4D9434
“Innallaha ma’ashshobirin” dan “hal jazail ikhsani ila ikhsan”