Bukan bermaksud riya’, tapi saya selalu menyediakan 10ribu rupiah setiap hari jika melihatnya.. atau jika tak terlihat pun saya sengaja mencarinya di traffict light kodim magelang, tepatnya yang mengarah ke taman badaan.. atau menunggunya di depan kantor, barangkali dia lewat..
Dia adalah anak berkebutuhan khusus, pengidap down syndrome yang dibuang keluarganya.. kini usianya mungkin 30an tahun.. rambutnya telah memutih..

Memang.. Saya dapat dikatakan pelit dengan pengemis dan pengamen, bahkan kurang ridha jika uang saya diberikan kepada pengemis yang nakal,, malah tidak jarang terjadi cekcok gara2 ada pengamen yang memaksa meminta uang dan saya tetap keras kepala enggan memberinya..
Tapi tidak dengan anak 30an tahun itu,, ada rasa iba yang besar setiap saya bertemu dengannya.. saya tidak akan keberatan memberi dia uang atau makanan padanya.. dia memang membutuhkannya, dan saya yakin apa yang saya berikan akan sangat berarti baginya..
siang tadi hati saya berontak.. ingin sekali marah, emosi saya pun meluap.. gara2nya ketika saya masuk kantor setelah ada tugas di luar, saya mendapati dirinya di pojokan terminal sedang menangis sangat kencang.. sementara di sekitarnya para sopir angkot sedang tertawa keras dengan sangat puas berhasil menggodanya..
Karena tak mampu memarahi para sopir, saya hanya bisa menghentikan langkah di depan kantor, melihat aksi mereka.. sementara saya masih memakai baju koko dan peci di kepala.. sadar dengan sikap sayang yang tidak suka dengan perbuatannya, para sopir itu pun membubarkan diri..
Kantor saya di terminal memang sudah dikenal sebagai tempat berkumpul para ustadz, beberapa jamaah umrah dari kalangan polisi dan tentara berseragam lengkap dan berpangkat perwira sering datang ke kantor,, ini ternyata membuat para sopir segan dengan kami..
Sebelum saya pergi karena ada pekerjaan lain di luar kantor, saya masih menunggu anak 30an tahun itu mendekat, dan tangan saya sudah menggenggam uang 10ribu seperti biasa..
Nampaknya anak itu masih terluka hatinya akibat digoda para sopir hingga menangis keras dan menggelinting di emperan sebuah toko.. kakinya dilipat ke dada, kemudian membenamkan wajahnya di lipatan lutut.. alangkah kasihan anak ini, dan alangkah dzolim orang tua yang membiarkan anak ini..
Tenang nak, kau masih memiliki Dzat Yang Maha menyayangi..
