
Nama lengkapnya adalah Aihalah bin Kaab bin Auf Al-Ansi, ia lebih dikenal dengan sebutan Aswad Al-Ansi atau Dzul Khimar karena kerap menggunakan kain penutup kepala. Ia adalah dukun dan ahli sulap. Karena kelihaiannya dalam perdukunan inilah kabilah Madzij mengikuinya.
Sejatinya ia mengikrarkan sebagai seorang nabi sejak Rasulullah belum wafat, dan dia menjuluki dirinya sendiri dengan Rahmanul Yaman yang artinya orang yang berbicara mewakili Ar-Rahman (Allah) di daerah Yaman. Ia berhasil menguasai kota-kota besar di Yaman seperti Najran dan Shan’a bersama 700 pasukan berkudanya, bahkan gubernur Shan’a Syahr bin Badzan dibunuh dan istrinya direbut.
Wilayahnya terus bertambah ke hadhramaut, Thaif, Bahrain, Ahsa’ hingga And. Prestasi itu diraihnya dalam waktu kurang dari satu bulan. Ia mempercayakan pasukan pada para komandan yang ditunjuknya yakni Qais bin Abdu Yaghuts, Muawiyah bin Qais, Yazid bin Muharam, Yazid bin Hushain dan Yazid bin Afkal.
Mendapat pengaduan tentang ini, Rasulullah kemudian menulis surat kepada ummat Islam di Yaman untuk membunuhnya. Ummat Islam pun melihat sebuah peluang dimana kebodohan Aswad yang mengangkat beberapa komandan sebagai orang terdekat dan meremehkan komandan lainnya seperti Fairuz dan Dadzawaih. Padahal kedua orang inilah yang paling berperan dalam pemberontakan di Yaman.
Dua komandan yang kurang diperhitungkan oleh Aswad pun dibujuk oleh ummat Islam untuk membunuh Aswad, mereka ditunjukkan surat perintah pembunuhan dari Rasulullah. Kedua orang ini akhirnya berunding dengan Azad istri Aswad yang tak lain adalah istri Syahr bin Badzan (Gubernur Shan’a yang dibunuh oleh Aswad). Azad yang memendam dendam dengan Aswad pun menunjukkan jalan untuk masuk ke istana, Aswad berhasil dibunuh dengan dipenggal kepalanya.
Ketika tiba waktu subuh, mereka mengumandangkan Adzannya ummat Islam dan melemparkan kepala Aswad ke arah pasukan. Kerajaannya pun tumbang di tangan Islam. Mereka akhirnya mengangkat Muadz bin Jabal sebagai Gubernur.
Berita kematian Aswad diterima ummat Islam di Madinah tepat ketika Rasulullah SAW wafat. Aswad sempat menyebarkan pahamnya selama 4 bulan.
———–
ditulis oleh @rafiqjauhary
dipersilakan untuk memperbanyak tulisan ini dengan tanpa mengubah isi dan tetap menyertakan sumber aslinya
gambar gundule koyo ngono iku tho mas?
Nggak, itu watong nggolek ning google aja kok