
Beberapa hari terakhir ini gencar diberitakan tentang isu pemindahan makam Nabi Muhammad yang kini terletak di dalam komplek Masjid Nabawi. Isu ini sengaja dihembuskan bertepatan dengan rencana perluasan Masjid Nabawi oleh Raja Abdullah menyusul setelah diluaskannya Masjidil Haram.
Di balik penyebar isu
Sebagaimana diketahui, berita ini pertama kali dihembuskan oleh Dr. Irfan Al-Alawi. Website Islam Konsultasisyariah.com menuliskan bahwa Irfan Al-Alawi meraih gelar Doktor dalam bidang Teologi Islam dan Tasawuf. Dia mengaku dirinya sebagai penasehat Islamic Heritage Research Foundation (Yayasan Peneliti Kebudayaan Islam) dan Pengarah International di Centre for Islamic Pluralism (pusat Pluralisme Islam). Selain aktivitas itu, Irfan adalah dosen di London University dan California University, serta Research Fellow di Leiden Belanda.
Sebuah isu usang yang terus diulang
Isu ini ternyata bukan kali pertama disebarkan olehnya. Kantor beritaIndependent.co.uk pun merilisnya beberapa kali dalam website resminya.
Tahun 2011- http://t.co/c9fjNaSQKV
Tahun 2012- http://t.co/hcaWIbzZE8
Tahun 2013- http://t.co/Joad5uuCws
Tahun 2014- http://t.co/Kywt5DHL20
Bantahan
Lantas, apakah isu ini benar? Sebuah surat kabar Alarabiya.net memiliki jawabannya, pada paragraf pertama dari berita yang ditulisnya dia mengatakan.
قالت مصادر لـ”العربية.نت” إن ما أثير حول نقل قبر الرسول في المسجد النبوي بالمدينة المنورة، هو دراسة باحث وليس قرارا حكوميا.
“Beberapa sumber mengatakan pada Alarabiya.net bahwa apa yang dikatakan tentang rencana pemindahan makam Nabi di Masjid Nabawi, Madinah Al-Munawarah adalah sebuah kajian dari seorang peneliti, dan itu bukan ketetapan dari Kerajaan.”
Maka kini jelaslah sudah bahwa isu itu tidak benar. Beberapa ustadz bahkan memperkirakan bahwa dihembuskannya isu ini sengaja untuk memancing rasa cintanya ummat Islam kepada Nabi Muhammad agar diarahkan menjadi kebencian dengan para ulama yang ada di Tanah Suci dan perpecahan ummat. Sekali lagi budaya untuk tabayun terhadap sebuah isu di kalangan ummat Islam perlu untuk dihidupkan, dan prasangka buruk antar sesama muslim supaya dihindari.