
Jamaah haji kami tahun ini (1435 H) berjumlah 250 orang dan terbagi dalam dua kloter (66 SOC & 71 SOC)
Dalam keberangkatannya seorang bapak yg masuk dlm kloter 66 SOC diketahui dalam keadaan sakit di Embarkasi Donohudan sehingga perjalanannya diundur karena si bapak harus dirawat di RS Moewardi Surakarta, istrinya pun setia menemani sampai akhirnya ia diberangkatkan di kloter 71 SOC.
Ketika tiba di Makkah, bapak yang dalam keadaan sakit ini menjalankan prosesi thawaf dan sa’i dengan bantuan kursi roda, istrinya pun tampak begitu sabar ikut merawatnya.
Hingga ketika prosesi haji tiba, bapak yang kondisinya semakin lemah ini tetap menjalankan ibadah haji dengan istri yang setia menunggu. Namun ketika tiba tanggal 11 Dzulhijjah Malaikat Maut menjemputnya. Sang istri dan para jamaah lain pun melepaskan kepergiannya dengan doa.
Siang hari ini pukul 11:50 sebuah sms saya terima dari Makkah. Dalam sms itu dikabarkan bahwa istri dari bapak yang sebelumnya meninggal di tanggal 11 Dzulhijjah didapati telah wafat di kamarnya karena sesak nafas.
Inilah kisah sepasang suami istri yang meninggal bersamaan dalam perjalanan ibadah haji. Semoga Allah mengumpulkan keduanya di Surga bersama para pecinta, yang memiliki kisah cinta terhebat.
Saya menjadi teringat dengan sebuah ayat cinta dalam surat zukhruf. Disana dijelaskan, kelak orang-orang yang saling mencintai akan dijadikan musuh di akhir zaman, kecuali orang-orang yang bertaqwa.
@rafiqjauhary
Dituliskan di Citrosono, 20 Oktober 2014
di waktu Maghrib, dibawah rintik hujan dan listrik padam