Milikilah Sifat Wara’, Kau Akan Menjadi Ahli Ibadah Terbaik


Dalam bahasa yang ringan bisa diartikan wara’ adalah meninggalkan perkara yang syubhat dan haram untuk mengharap keridhaanNya.

Rasulullah saw bersabda,
يَا أَبَا هُرَيْرَةَ كُنْ وَرِعًا تَكُنْ أَعْبَدَ النَّاسِ 
“Wahai Abu Hurairah, jadilah pribadi yang memiliki sifat wara’ maka engkau akan menjadi sebaik-baik ahli ibadah..”

Kalimat ini begitu sederhana dan janjinya pun begitu jelas, orang yang membacanya akan langsung memahami tanpa melalui penjelasan yang panjang.

Banyak orang menjadi ahli ibadah terbaik karena memiliki sifat wara’ dan banyak juga orang hebat terlahir dari orang tua yang memiliki sifat wara’

Tentu kita masih ingat sebuah kisah dimana Umar bin Khattab yang sedang blusukan di malam hari. Ketika itu beliau mendapati seorang putri yang enggan menaati ibunya untuk menyampurkan susu dengan air agar keuntungan penjualan susu lebih besar. Sesungguhnya putri yang memiliki sifat Wara’ ini kemudian diangkat menjadi menantu oleh Umar bin Khattab dan dinikahkan dengan putranya bernama ‘Ashim. Dari pernikahan itu terlahir seorang perempuan shalihah bernama Laila, dan ketika telah dewasa Laila pun dinikahi seorang pemuda tampan, ia perawi hadits terkemuka murid dari sahabat Abu Hurairah dan juga keturunan Khalifah Marwan bin Hakam, pemuda itu bernama Abdul Aziz. Nah siapa yang mengira darinya terlahir seorang putra bernama Umar bin Abdul Aziz yang kemudian dikenal sebagai Khalifah sekaligus ulama yang faqih.

Ada lagi kisah wara’nya seorang bernama Tsabit, dia adalah seorang yang nekat menemui pemilik kebun apel hanya karena dirinya memakan apel yg telah jatuh dari pohonnya. Karena sifat wara’ yang dimilikinya inilah dia dinikahkan dengan putri dari pemilik kebun apel. Dan dari pernikahan ini terlahir seorang ulama besar bernama Nu’man bin Tsabit atau kemudian dikenal dengan nama Imam Abu Hanifah.

Wara’ adalah sebuah sifat mulia yang sulit kita dapati di masyarakat saat ini, padahal jika sifat ini bisa ditanamkan pada sebuah masyarakat maka pastilah keadilan akan terwujud, dan orang-orang ahli ibadah akan terlahir.

Sayangnya, masyarakat kita saat ini bahkan berusaha mengajarkan bahwa “mencari rezeki yang haram pun susah, apalagi mencari dengan cara yang halal.” Perkataan ini pun kemudian diyakini oleh banyak orang sebagai pembenaran atas perbuatannya. Na’udzubillahi min dzalik. @rafiqjauhary

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: