Jangan hanya karena kita sedang fokus menggarap suatu bidang menyebabkan kita mengecilkan apa yang digarap oleh orang lain, karena seluruh bidang dalam dakwah saling memberikan kontribusi dan menyeimbangkan langkah.
Hingga kini saya memang lebih memilih untuk memberikan perhatian besar terhadap bidang haji dan umrah, namun bukan berarti bidang lainnya akan saya kecilkan. Karena yang kita butuhkan adalah keseimbangan.
Saya dapat memberikan setumpuk dalil yang menjelaskan keutamaan mengunjungi tanah suci, menjalankan ibadah haji, membimbing para jamaah haji atau juga melayani tamu-tamu Allah. Namun saya sadar kalau orang-orang yang menjadi pengasuh anak yatim pun bisa menunjukkan keutamaan aktivitasnya. Begitupun dengan pengajar madrasah, pengelola zakat, pengawas makanan halal, takmir masjid, penggerak ormas atau juga pengelola website dan aplikasi islam.
Semua elemen dai menjalankan perannya masing-masing. Memang pada satu hadits dijelaskan bahwa amalan terbaik adalah iman, jihad dan haji, tapi dalam hadits lain juga dijelaskan bahwa yang terbaik adalah yang mau mempelajari dan mengajarkan al-Quran. Walaupun amalan tersebut menjadi amalan terbaik, Rasulullah tetap mengangkat derajat para pengasuh anak yatim dengan janji surga bersama Rasulullah. Dan jangan lupa, perbuatan tersebut akan terputus pahalanya manakala hamba itu meninggal dunia, namun para pengajar di madrasah memiliki keutamaan ilmu yang terus mengalir. Dan masih buanyak keutamaan yang lain.
Maka silakan mengajak umat untuk bergabung dengan kegiatan dakwah yang kita kelola menggunakan Nash Quran atau hadits yang shahih, dan berlomba-lombalah dalam kebaikan. Namun perlombaan haruslah Sportif, jangan sampai kita memuji kegiatan kita terlalu tinggi tetapi justru merendahkan kegiatan juru dakwah yang lain.
Jika dalam tubuh islam sendiri kegiatan kita tidak bisa menjadi rahmat, bagaimana kita bisa mengatakan kepada masyarakat yang beragam bahwa islam menjadi rahmat bagi seluruh alam? @rafiqjauhary