MENGANTARKAN PROPOSAL HIDUP


proposal doa

Oleh @rafiqjauhary

Suatu hari seorang polisi dengan pangkat AKBP meminta waktu sebentar setelah kelas bimbingan manasik umrah. Ketika jamaah lainnya mulai bangkit dari duduknya, saya pun memberikan waktu pada beliau untuk berbincang di pojok ruangan.

“Saya dosen di Akpol, tapi saya sudah menyerah bagaimana lagi saya harus mendidik anak saya..” setidaknya seperti itu beliau mengawali pembicaraan.

Dengan memasang wajah hangat, saya pun sebisa mungkin berusaha agar beliau puas mengeluarkan uneg-unegnya. Sesekali saya pun menimpali pembicaraannya, menjaga agar alur tetap hangat.

Bapak ini bukan orang pertama yang terus terang menyampaikan pada saya bahwa di antara tujuan menjalankan ibadah umrah adalah untuk mengantarkan proposal hidup pada Dzat tempatnya bergantung (Allah Ta’ala).

Jika bapak ini membawa permasalahan akan anaknya yang susah dididik, beberapa saat sebelumnya pernah juga seorang ustadz yang namanya telah menasional dalam panggung dakwah menyampaikan,

“Semua cara sudah saya tempuh untuk kesembuhan istri saya, mulai dari cara barat hingga timur. Kini tinggal satu cara dan inilah tujuan akhir saya, akan saya serahkan keluh kesah ini pada Allah, dan akan saya antarkan langsung apa yang saya inginkan di baitullah”

Bukan hanya AKBP dan ustadz kondang, saya pun beberapa kali menerima curhatan orang tua yang ‘terpaksa’ mengumrohkan anaknya karena di tengah usia putrinya yang telah masuk kepala tiga, belum ada satu pun lelaki yang serius melamarnya.

Saya memberikan istilah pada kasus ini dengan, “mengantarkan proposal hidup melalui umroh”.

Lantas, adakah hal yang salah dari ini? Tentu tidak, bahkan ini adalah terobosan cerdas. Karena Rasulullah pun bersabda

الغازي في سبيل الله والحاج والمعتمر وفد الله دعاهم فأجابوه ، وسألوه فأعطاهم

“Orang yang berperang di jalan Allah, orang yang berhaji dan orang yang berumrah adalah tamu-tamunya Allah; apabila mereka berdoa pasti akan diijabahi, dan apabila ia memohon pasti akan diberi” (HR Ibnu Majah).

Fenomena seperti ini saya kira tidak hanya dijumpai saya sendiri, pembimbing lainnya pun pernah mengalaminya. Nah, yang menjadi permasalahan selanjutnya adalah, “bagaimana kita mengawal pengajuan proposal ini agar diterima oleh Dzat yang Maha Kuasa”

Jika Anda termasuk di antara yang akan mengajukan proposal hidup di tengah prosesi ibadah umrah, maka berikut adalah cara yang perlu Anda tempuh

1. Pastikan bahwa permohonan Anda dapat mengundang keridhaan Allah, bukan justru mengundang murka-Nya

2. Sampaikan permohonan Anda di tengah prosesi Thawaf, Sa’i atau kesempatan lain di Multazam ataupun Raudhah

3. Kerjakan ibadah umrah Anda sebaik mungkin, dan jadikan ibadah umrah Anda wasilah dalam berdoa

Semoga apa yang Anda ingin kan diijabahi oleh Allah, begitupun ibadah Anda diterima oleh Allah sebagai penambah amal shalih.

[Penulis adalah pembimbing umrah Taqwa Tours, dan pembimbing haji di KBIH al-Ittihaad dan Uswatun Hasanah Magelang]

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: