Pasca diselenggarakannya event World Halal Tourism Summit di Abu Dhabi tahun 2015 lalu, istilah wisata halal begitu melejit. Bukan hanya di Indonesia yang memenangkan tiga kategori penilaian, namun di negara-negara muslim lainnya istilah wisata halal pun menjadi perbincangan menarik dan dimuat di media-media mainstream.
Sebelum dikenal istilah wisata halal, dahulu praktisi pariwisata lebih banyak mengenalkannya dengan nama wisata muslim, wisata islami, wisata religi atau juga wisata dakwah. Di mata saya, sebenarnya konsep dari itu semua sama saja. Karena dalam beberapa istilah itu, mereka semua ingin menerapkan hukum-hukum Islam dalam berwisata dan menghindari pelanggaran syariah dalam berwisata.
Istilah halal ataupun haram sebenarnya adalah istilah yang dikenalkan dalam koridor fikih. Halal artinya diperbolehkan, dan haram adalah dilarang. Nah, karenanya kita dapat menyimpulkan
Wisata Halal adalah salah satu jenis kegiatan wisata yang dijalankan dengan mengacu pada hukum-hukum Islam baik yang berkaitan dengan akomodasi, konsumsi, destinasi hingga itinerary.
Mengapa saya tertarik pada Wisata Halal
Siapalah yang tidak senang berwisata? bahkan kini kegiatan wisata seolah dianggap menjadi kegiatan primer. Lihat saja, setiap keluarga pasti mengagendakan waktu dalam setiap tahunnya untuk berwisata. Sekolah menganggarkan biaya untuk anak didiknya berwisata, begitupun juga sebuah perusahaan memberikan jatah berwisata bagi para karyawannya.
Tapi bagaimana wisata yang mereka jalani? Akankah membawa pada hal yang bermanfaat, ataukah justru madharat? Itulah yang menantang saya untuk terjun dan mendalami tentang wisata halal. Tentu saya ingin mengajak para wisatawan muslim untuk menjadikan kegiatan wisatanya bukan sebatas refreshing atau malah cuci mata tapi bagaimana agar kegiatan wisata dapat bernilai ibadah, meningkatkan keimanan, menumbuhkan pengagungan akan Dzat Allah dari ciptaannya yang indah, menumbuhkan rasa takut dari adzabnya yang pedih, menumbuhkan rasa cinta akan kasih sayangnya yang hangat.
Apa yang saya lakukan untuk mengajak pada Wisata Halal?
Alhamdulillah saya telah merilis website WisataHalal.id, Facebook Page WisataHalal.id dan akun Instagram @wisatahalal.id yang akan menjadi pintu untuk menjelaskan konsep wisata halal.
Selain itu insya Allah, tahun 2017 saya pun mentargetkan akan melaunching sebuah buku yang dapat dijadikan sebagai rujukan dalam dunia wisata halal. Baik mengenai pedoman fikih, pengembangan dengan pendekatan tadabbur dan juga review beberapa destinasi terbaik di Indonesia dan dunia.
Apa yang perlu dipersiapkan jika ingin terlibat dalam proyek wisata halal?
Sekalipun saya bukan praktisi (pengusaha) dunia pariwisata namun saya memahami bahwa di dunia wisata halal terdapat bukan hanya lahan dakwah namun juga peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Walau demikian saya tetap menganjurkan untuk terjun di dalamnya tentu hal yang paling pokok untuk dimiliki adalah penguasaan Fikih, utamanya Fikih Safar. Lebih dari itu adalah Fikih Waqi’ (Fikih Realita).
Mengapa demikian, karena dalam dunia ini seorang praktisi akan dihadapkan langsung pada realita lapangan dan bagaimana penyelesaiannya dengan mengacu pada kaidah fikih.
Apa saja yang dibahas dalam Wisata Halal?
Jika Anda masih belum dapat melihat lebih jauh apa perbedaan wisata halal dengan wisata pada umumnya, berikut akan coba saya uraikan beberapa hal yang hendaknya dikuasai setiap praktisi Wisata Halal dan diterapkan dalam paket-paket wisatanya
menentukan destinasi wisata:
- bagaimana berwisata ke negeri non-muslim
- bagaimana berwisata ketempat ibadah non-muslim
- bagaimana menyaksikan prosesi ibadah non-muslim
- bagaimana berwisata ke tempat yang banyak dijadikan maksiat
- bagaimana berwisata ke tempat yang pengunjungnya harus mengikuti suatu ritual ibadah tertentu
- bagaimana berwisata ke tempat yang pengunjungnya harus berpakaian dengan pakaian ummat agama tertentu
menentukan konsumsi:
- bagaimana makan di restoran milik non-muslim
- bagaimana makan di restoran dengan koki non-muslim
- bagaimana makan di restoran yang mencampur makanan halal dan haram
- bagaimana makan di restoran yang di dalamnya dipelihara anjing
- bagaimana makan daging yang disembelih oleh non muslim
- apa ketentuan darurat sehingga diperbolehkan makan makanan haram
menentukan akomodasi
- bagaimana menginap di hotel budget dengan sharing room atau bahkan mixed room
- bagaimana menikmati fasilitas spa yang mencampur laki-laki dengan perempuan
- apa batas aurat yang boleh dibuka dengan traveler sesama jenis
menentukan itinerary
- bagaimana mengetahui waktu shalat di suatu daerah
- kapan diperbolehkan melakukan shalat jamak dan qashar
- bagaimana shalat di dalam pesawat, kereta atau bus
- bagaimana berpuasa dalam perjalanan
- bagaimana mengatur duduk dengan lawan jenis
dan masih banyak pembahasan lainnya. Saya merencanakan berbagai masalah itu akan saya rangkum dalam sebuah buku, semoga dimudahkan oleh Allah dalam menulisnya.