Oleh: @rafiqjauhary
Sebuah kejadian pada musim haji 2015 pernah saya alami, ketika itu saya sedang memimpin jamaah haji dari KBIH Al-Ittihaad Kab. Magelang dengan membawa hampir 150 jamaah.
Bermula dari banyaknya laporan mengenai jamaah haji yang pulang dengan memasukkan air zamzam di dalam koper bahkan menurut penuturan petugas haji Indonesia yang bertugas di bandara, perbuatan itu membuat sebuah penerbangan ditunda karena harus mengeluarkan sekian banyak koper yang berizi zamzam.
Dari kejadian itulah kemudian kloter 22 yang kami ikuti harus digeledah satu-persatu di hotel sebelum diangkut menuju ke bandara.
Dalam artikel sebelumnya https://rafiqjauhary.com/2016/08/13/bolehkah-membawa-cairan-zamzam-dalam-penerbangan-haji/ telah saya utarakan bahwa dalam penerbangan apapun (termasuk penerbangan haji) para penumpang tidak diperbolehkan memasukkan cairan lebih dari 100 ml ke dalam koper. Nah, yang menjadi permasalahan selanjutnya adalah, bolehkah petugas haji menggeledah koper milik jamaah satu-persatu untuk memastikan tidak adanya air zamzam dalam koper jamaah? Simak cerita berikut.
Ketika seluruh koper jamaah haji kloter 22 yang kami ikuti sejumlah 380 buah disiapkan di lobby hotel, diumumkanlah berita bahwa seluruh jamaah harus bersiap di lobby untuk menunjukkan isi kopernya kepada dua petugas yang disiapkan. Petugas diberi kewenangan untuk membuka paksa koper yang tidak dibukakan oleh pemiliknya, dan jika pemiliknya tidak mengizinkan untuk membuka maka koper tersebut tidak akan diangkut pulang ke Indonesia.
Penggeledahan pun dimulai dari pukul 07:30, dan hingga adzan dhuhur berkumandang belum ada 40% koper yang selesai diperiksa; sementara para jamaah sudah kelelahan menunggu di lobby.
Kesal dengan buruknya pelayanan, saya pun mencoba mengadukan kepada ketua sektor meminta agar pemeriksaan dipersingkat atau menambah petugas yang memeriksa. Namun keluhan saya dan beberapa ketua rombongan lain tidak ditanggapi dengan bijak.
Karena saya kenal dekat dengan ketua maktab (maktab adalah perusahaan Arab Saudi yang ditunjuk oleh Kementerian Haji Arab Saudi sebagai penanggung jawab dari lebih kurang 3000-an jamaah), kebetulan ketua maktab saya adalah seorang warga negara Arab Saudi berdarah Jambi Indonesia dan berprofesi sebagai pilot, saya pun mengadukan mengenai penggeledahan ini melalui telepon.
Maka seketika itu ketua maktab menghubungi ketua sektor dan meminta agar penggeledahan dihentikan, lebih kurang seperti ini percakapan keduanya yang saya dengar.
Ka Maktab: “Jangan ajari saya tentang aturan penerbangan internasional, saya pilot dan anak saya pun pilot. Saya tahu setiap koper tidak boleh berisi cairan di atas 100 ml, tapi kamu tidak boleh menggeledah koper milik penumpang maskapai satu persatu.”
Ka Sektor: “Tapi kloter sebelumnya ditunda kepulangannya karena ada banyak yang membawa zamzam dalam koper.”
Ka Maktab: “Kalau kamu ingin mengeluarkan zamzam, kamu harus ambil water detector. Hanya koper yang terdeteksi berisi air saja yang boleh dibuka.”
Ka Sektor: “Tapi ini resmi perintah dari Pemerintah Indonesia. Dan saya ketua sektor.”
Ka Maktab: “Kalau kamu ingin menjalankan aturan Indonesia, silakan jalankan di Indonesia. Tapi ingat, sekarang kamu berada di Arab Saudi, dan disini ada aturan yang tidak boleh dilanggar. Saya akan segera kirim anak buah saya untuk mengawasi. Kalau kamu masih ingin melanjutkan penggeledahan dan menelantarkan jamaah saya di Lobby, akan saya panggilkan polisi.”
Maka penggeledahan pun dihentikan, dan lebih kurang 200 koper yang tersisa langsung ditimbang dan diangkut ke atas truk tanpa digeledah isinya.
Memang benar apa yang disampaikan ketua maktab, petugas haji Indonesia pun tidak bisa semena-mena menggeledah barang milik jamaah tanpa ada bukti kalau mereka membawa zamzam. Apalagi penggeledahan dilakukan di lobby hotel, menelantarkan ratusan jamaah dan menjadi tontonan puluhan ribu jamaah yang tinggal di hotel tersebut sebagai shock therapy agar jamaah lainnya pun ketakutan. Hal ini sangatlah jauh dari adab petugas yang memiliki semboyan memuliakan jamaah haji sebagai Tamu Allah.
Nah, jika Anda menghadapi kasus seperti ini Ketua Maktab adalah tempat berlindung yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan jamaah tanpa harus demonstrasi atau adu jotos dengan petugas seperti yang pernah terjadi hampir setiap tahun.
– – – – – – – – – – – – – – – – – – – – –
Rafiq Jauhary adalah pembimbing ibadah haji, umrah dan wisata halal. Dapatkan berbagai tips lainnya dari penulis di website www.rafiqjauhary.com