Sudah menjadi karakteristik keimanan setiap mukmin dimana terkadang iman akan bertambah dan berkurang.
Namun para jamaah pasca haji/umrah mau-tidak mau akan mengakui bahwa saat di Tanah Suci keimanan mereka bertumbuh pesat. Ibadah begitu ringan dilakukan.
Selesai menjalankan shalat subuh berjamaah sudah tidak sabar melaksanakan shalat dhuha, begitupun selesai shalat dhuha ingin segera menuju masjid untuk shalat dhuhur dan seterusnya.
Sama juga dalam menghadapi kemaksiatan. Ketika di Tanah Suci kita semua sangat berhati-hati dalam berperilaku. Sangat takut kalau ada di antara ucapan atau perbuatan kita yang mengundang murka Allah.
Tapi mengapa sulit sekali mempertahankan keimanan itu begitu kembali ke Tanah Air? Ya karena disitulah tantangannya.
Setiap jamaah haji dan umrah diberi tantangan kemabruran. Dan di antara tanda kemabruran adalah bertambahnya kebaikan dalam dirinya.
Tapi lepas dari itu semua, memang sudah menjadi sunnatullah jika di akhir zaman keimanan kembali tumbuh di Tanah Suci sebagaimana dahulu keimanan muncul dari Tanah Suci.
Rasulullah bersabda,
إن الإيمان ليأرز إلى المدينة كما تأرز الحية إلى جحرها
“Sesungguhnya Iman akan kembali ke Madinah, sebagaimana ular akan kembali lagi ke sarangnya” (Shahih Bukhari).
Maka di akhir zaman dimana kewibawaan Islam di negeri-negeri lain sangat dilecehkan, hukum Islam tidak ditegakkan, ibadah dibatasi; inilah yang menyebabkan keimanan sulit dijumpai dimana-mana.
Berbeda dengan Madinah yang menjadi tempat dididiknya generasi terbaik, tempat tumbuhnya keimanan para sahabat. Maka di akhir zaman hampir bisa dikatakan ‘hanya disinilah ummat Islam begitu mudah mendapatkan keimanan yang sulit dicari di negeri lain’.
Maka jika kita telah merasakan sulitnya mencari keimanan, tidak ada salahnya jika kita perlu untuk menjemputnya di tempat iman itu muncul. Ya, jemputlah ke Madinah. @rafiqjauhary
– – – – – – – – – – –
Ditulis untuk jamaah pasca haji dan umrah
🏛 KBIH Al-Ittihaad Kab. Magelang
🏛KBIH Uswatun Hasanah Kota Magelang
🏛Travel Umrah Taqwa Tours