Bagi para jamaah dan pembimbing haji/umrah, nama Jalan Raya Ibrahim al-Khalil tentu bukan suatu yang asing. Ratusan hotel berjajar di sepanjang Jalan Ibrahim al-Khalil dari Mega Proyek Jabal Umar hingga ke arah Misfalah dan Nakkasah.
Jika melihat pada Google Maps, Jalan Ibrahim al-Khalil sendiri membentang sepanjang 22 km hingga ke ringroad kelima, jalur nonmuslim yang akan melewati kota Makkah di luar batas Tanah Suci.
Sebagai bentuk penghormatan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya, Kerajaan Arab Saudi memberikan nama pada jalan terpadat di kota Makkah ini dengan nama Nabi Ibrahim. Sayangnya banyak di antara jamaah yang tidak mengetahui kalau Ibrahim al-Khalil yang dimaksud pada penamaan jalan ini adalah Nabi Ibrahim ‘alaihis shalatu was salam.
Tapi kenapa namanya menjadi Ibrahim al-Khalil? Apakah memang itu nama lengkap beliau? Bukan. Al-Khalil adalah julukan yang diberikan kepada Nabi Ibrahim, yakni khalilullah (kekasih Allah).
Jika dibanding dengan Nabi/Rasul yang lain Nabi Ibrahim memang sangat istimewa. Bukan hanya karena beliau adalah bapaknya orang-orang mukmin, tapi juga banyak pokok dalam permasalahan haji dan umrah yang diwariskan oleh beliau.
Mulai dari munculnya mata air Zamzam, pembangunan Ka’bah, penetapan Makkah sebagai Tanah Suci, penetapan batas Tanah Suci, seruan beribadah haji, ibadah Qurban, melempar jamarat hingga berlari antara bukit Shafa dan Marwah yang dilakukan oleh ibunda Hajar.
Maka sudah sepantasnya jika Jalan tersibuk yang menghubungkan menuju Masjidil Haram ini diberikan kepada Nabi Ibrahim sebagai bentuk kehormatan.
Semoga Allah terus memberikan kasih sayang dan berkah kepada Nabi Ibrahim dan keluarga beliau, amiin. (rafiqjauhary)