Salah satu titik keramaian di kota Medan di hari Ahad pagi / sunday morning (sunmor) ada di Lapangan Merdeka.
Alun-alun kota Medan ini berubah menjadi arena olahraga, berjualan berbagai macam makanan dan di tengahnya didirikan panggung besar untuk berbagai kegiatan.
Namun yang belum banyak diketahui, ada sisi lain dari sunmor di Lapangan Merdeka ini. Lebih kurang setengah tahun terakhir di sisi utara lapangan merdeka terdapat massage on the street yang diinisiasi seorang alumni univ. al-Azhar Cairo untuk membantu para tunanetra yang tergabung dalam pertuni (persatuan tunanetra indonesia).
Dari informasi yang saya peroleh, dalam setiap event, setidaknya delapan juru pijat tunanetra diterjunkan baik putra maupun putri.
Ust Candra selaku inisiator dan penanggungjawab kegiatan ini menjelaskan “Kondisi tunanetra saat ini perlu perhatian khusus, tidak banyak yang peduli dengan mereka. Padahal untuk menjaga kehormatannya, para tunanetra pantang mengemis di jalanan”
Jangan dikira untuk menjadi juru pijat itu mudah, bagi seorang tunanetra diperlukan waktu selama tiga tahun untuk belajar menjadi juru pijat. Mulai pengetahuan anatomi tubuh, hingga teori memijat dipelajarinya.
Jika pada masa ‘orde baru’ mereka dibebaskan masuk ke kantor-kantor pemerintahan, bahkan ada instruksi dari pusat “jika ada juru pijat tunanetra yang akan masuk ke kantor menawarkan jasa pijat, maka harus diterima.”
Namun kini, entah apa sebabnya tidak ada lagi yang menerimanya. Mereka pun hanya mengandalkan praktiknya di rumah masing-masing walau terkadang dalam satu pekan hanya mendapatkan satu pelanggan saja.
Penghasilan yang tidak menentu ini menjadikan mereka kerap menjadi target pemurtadan dengan berbagai iming-iming keduniaan.
Itulah yang menggerakkan ust Candra dan Andalusia Foundation membuat program massage on the street.
Tidak mudah tantangannya, berkali-kali satpol pp menghalanginya. Tapi alhamdulillah sampai saat ini masih terus berlanjut.
Tidak hanya itu, bahkan setiap bulan Andalusia Foundation berkomitmen memberikan bantuan sembako dan uang saku kepada anggota pertuni untuk menggantikan yayasan sosial nonmuslim yang sebelumnya sering mengongkosi mereka asalkan para tunanetra mau mengikuti berbagai ritual keagamaannya.
Tidak hanya Massage on the street, Andalusia Foundation juga rutin membagikan sarapan gratis untuk siapa saja yang membutuhkan. Mereka merekrut beberapa anak muda Medan untuk membagikannya keliling kota.
Nah, tertarik mengikuti acara ini atau ikut menitipkan shadaqahnya? Silakan datang langsung ke Lapangan Merdeka atau hubungi langsung ust Candra Lesmana Simamora (rafiqjauhary)