oleh Rafiq Jauhary
Fenomena sandal baru ternyata tidak hanya terjadi pada anak-anak ketika lebaran tiba, namun juga terjadi pada orang dewasa bahkan yang telah berusia lanjut ketika mereka menjalankan ibadah haji ataupun umrah.
Pada tulisan ini saya tidak ingin membahas tentang boleh atau tidaknya, karena itu tentu sah-sah saja. Malah kalau kita meniatkannya untuk tampil lebih ‘ngganteng’ saat beribadah di Tanah Suci justru ini menjadi nilai plus.
Namun saat ini saya hanya ingin menitik beratkan pada masalah kenyamanan dan keamanannya.
Anda harus tahu, tidak sedikit dari para jamaah yang mengeluhkan kakinya melepuh, lecet atau juga berdarah. Bukan karena apa-apa, melainkan justru karena sandal barunya.
Setidaknya saya mengamati ada dua hal yang membuat seorang jamaah tertarik untuk memakai sandal baru di saat menjalankan ibadah umrah.
Pertama, karena ingin menggunakan sandal berwarna putih seperti halnya teman-temannya. Padahal jika kita melihat di Toko-toko perlengkapan haji, belum ada sandal macam ini yang kualitasnya baik.
Kedua, karena anaknya menganjurkan memakai sandal gunung agar lebih kuat dan awet sebagaimana pengalaman anak-anaknya yang senang menggunakan sandal macam ini.
Dari kedua hal ini baik sandal putih untuk umrah ataupun sandal gunung berbahan dasar keras, cepat atau lambat akan mengganggu kaki. Ya, karena mereka tidak terbiasa memakai sandal macam ini.
Lantas bagaimana agar kaki kita tetap nyaman selama menjalankan ibadah haji ataupun umrah. Saya lebih menyarankan untuk memakai sandal yang telah biasa dipakai, atau justru menggunakan sandal jepit saja.
Dengan memakai sandal yang telah biasa dipakai insya Allah akan mengurangi resiko sakit.
*penulis adalah pembimbing ibadah haji dan umrah