MEMBAWA ‘USAHA KASAR’ KE DUNIA MAYA



Belum ada setengah jam saya masuk rumah dari perjalanan lebih dari 100 km ke Kebumen. Sambil merenggangkan persendian, saya mau sedikit berbagi cerita.

Pagi hingga sore hari tadi saya mengantar keluarga mencari genteng ke daerah Sokka Kebumen yang telah lama dikenal sebagai pusat kerajinan genteng.

Sekalipun hingga kini daerah ini masih menjadi sentra kerajinan genteng, namun sejatinya usaha ini bukanlah menjadi pilihan bergengsi bagi anak muda. Para pengrajin genteng kebanyakan telah berusia senior, dan tidak sedikit perusahaan besar dengan merk terkenal terpaksa harus tutup karena anak-anaknya tidak ada yang tertarik melanjutkan usaha ayahnya.

Memang, bergelut dengan kotornya tanah, berpanas-panas di bawah sinar matahari, lebih lagi harus berperang melawan panasnya tungku api membuat pekerjaan ini ditinggalkan banyak orang. Seolah usaha ini hanya cocok bagi orang kampung berpendidikan rendah.

Tidak mudah melakukan inovasi usaha di bidang ini. Karena walau bagaimanapun bahan dasarnya tetap tanah, proses pencetakan, penjemuran hingga pembakarannya tetaplah lebih efisien dilakukan dengan cara tradisional.

Tapi mungkin mereka lupa, walaupun tidak banyak kemajuan teknologi dalam proses produksinya, namun sejatinya para pelangganlah yang berkembang dalam gaya belanjanya.

Begitupun ketika saya yang awam dalam hal per-genteng-an ini mengumpulkan referensi seputar produsen genteng Sokka, maka saya akan lari ke Google.

Coba tebak, jika para pengrajin genteng kebanyakan terdiri dari orang tua yang berpendidikan rendah, siapalah yang peduli dengan Internet?

Tapi ternyata Allah memiliki takdir yang baik. Di Sokka sana ada seorang pengrajin sebut saja namanya Suparman, walau bukan termasuk pengusaha besar dalam per-genteng-an, namun beliau memiliki seorang keluarga yang diasuhnya layaknya seorang anak.

Lama mengasuhnya hingga dewasa, si anak ini pun menunjukkan baktinya pada ‘ayah asuh’ ini dengan membuatkan sebuah website sederhana.

Ia memberikan informasi yang cukup baik tentang berbagai jenis genteng lengkap dengan kontak pak Suparman. Agar para pelanggan dapat mudah mendatangi workshop pun dia mendaftarkan usaha pak Suparman di Google Bisnis.

Siapa sangka, usaha kecil yang dimiliki pak Suparman ini pun di kunjungi banyak orang karena sebuah website sederhana dan lokasi Google Map yang akurat.

Tobongan (tungku pembakaran genteng) kecil yang memiliki produksi terbatas pun menerima pesanan lebih dari kapasitasnya sampai membuatnya harus mempekerjakan tetangga samping rumah dan kadang harus mengambil genteng dari merk lain yang memiliki standar kualitas sama.

Inilah sedikit dari cara yang dilakukan si anak asuh untuk membawa usaha ayah asuhnya ke dunia maya. Sekalipun usaha ayah asuhnya dapat dikatakan sebagai usaha kasar, namun ketika profil usaha ini dibawa ke dunia maya, dampaknya pun akan sangat baik.

Citrosono, 12 Oktober 2017 
Rafiq Jauhary

Pembimbing Ibadah Haji dan Umrah

www.taqwatours.co.id

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: