
(bagian 36)
Roti berbentuk bundar dengan diameter hingga 30 cm dan ketebalan 1 cm ini dibuat dari gandum yang dipanaskan dalam tungku tradisional.
Warga setempat selalu menjadikan makanan ini sebagai menu sarapan harian mereka, selain praktis tamis pun dapat dikatakan sebagai makanan yang sangat murah. Sepotong roti yang bisa dimakan hingga 3 orang ini bisa didapat cukup dengan 1 riyal saja.
Di Saudi, roti tamis lebih banyak dijual oleh para pendatang dari Afghanistan, namun sebenarnya di Asia Selatan roti ini juga banyak menyebar hingga ke Pakistan.
Nama tamis sendiri konon diambil dari bahasa Persia (Nan Tamiz) yang artinya roti bersih.

Untuk menikmati roti ini warga setempat biasa menjadikan berbagai sayur (qilabah) dan kacang-kacangan (ful) sebagai sambal cocolannya.
Adapun rotinya sendiri pun disajikan dalam beberapa pilihan. ‘Ady yang paling sederhana dan agak tebal, Biskuit yang lebih tipis, Simsim yang aromanya lebih menggoda berkat taburan wijen, atau Jubnah dengan rasa keju.
Warung Tamis semacam ini bisa didapati di seluruh penjuru kota, dibuka dari bakda subuh hingga menjelang siang. Lihat saja papan petunjuk warungnya jika tertulis فرن تميس ‘tungku tamis’ maka silakan langsung saja serbu.
Sayangnya warung tungku tamis ini tidak ada di sekitar Masjidil Haram, warungnya yang terdekat ada di arah Misfalah atau Ajyad Mushafi yang berjarak lebih dari 500 meter.
Tapi jangan kuatir, ada menu sarapan lain yang bisa mudah didapat di sekitar Masjidil Haram.
Rafiq Jauhary
Pembimbing Ibadah Haji dan Umrah
Gabung Group Whatsapp Bekal Haji 1
bit.ly/bekalhaji1
Gabung Group Whatsapp Bekal Haji 2
bit.ly/bekalhaji2