(bagian 45)
Penulis terpaksa menjadikan tema ini untuk diangkat dalam serial haji, hal ini karena saking gemasnya melihat beberapa kalangan yang mulai membawa beberapa identitas kampanye politik di Tanah Suci.
Penyelenggaraan haji tahun 1439 ini memang bertepatan dengan tahun kampanye calon presiden dan calon anggota legislatif, walau bagaimanapun membawa identitas kampanye ke Tanah Suci untuk difoto dan disebarkan di sosmed sangatlah tidak pantas.
Sebagai Tanah Suci dalam Islam, Makkah dan Madinah adalah bagian dari Syiar Islam yang harus dijaga kehormatannya. Dan menjaga kehormatan Tanah Suci adalah bagian dari ketakwaan hati.
Maka salah satu di antara doa yang dibaca ketika memasuki baitullah adalah,
اللَّهُمَّ زِدْ بَيْتَكَ هَذَا تَشْرِيفًا وَتَعْظِيمًا وَتَكْرِيمًا ، وَبِرًّا وَمَهَابَةً ، وَزِدْ منْ شَرَّفَهُ وَعَظَّمَهُ مِمَّنْ حَجَّهُ وَاعْتَمَرَهُ تَعْظِيمًا وَتَشْرِيفًا وَبِرًّا وَمَهَابَةً
Ya Allah tambahkanlah bagi rumahMu ini (ka’bah) kemuliaan, keagungan, kehormatan, kebaikan, dan kewibawaan. Dan tambahkanlah siapa saja yang memuliakan dan mengagungkan dari jamaah haji dan umrah berupa kehormatan, kemuliaan, kebaikan, dan kewibawaan (HR Thabrani)
Lalu dimana letak pengagungan dan penghormatan ketika Baitullah hanya dijadikan sebagai background foto iseng?
Ketika satu kelompok melakukan foto dengan identitas politik, maka tentu kelompok lain akan melakukannya. Baik dengan bendera, banner, stiker, leaflet atau berbagai alat kampanye lainnya.
Hindari melakukan perbuatan ‘bodoh’ di baitullah. Karena baitullah adalah tempat yang steril dari kampanye politik, bahkan kerajaan Arab Saudi pun tidak memasang benderanya di hadapan Baitullah.
Rafiq Jauhary
Pembimbing Ibadah Haji dan Umrah
Gabung Group Whatsapp Bekal Haji 1
bit.ly/bekalhaji1
Gabung Group Whatsapp Bekal Haji 2
bit.ly/bekalhaji2