عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الأَنْصَارِيِّ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِذَا أَتَى أَحَدُكُمُ الْغَائِطَ فَلاَ يَسْتَقْبِلِ الْقِبْلَةَ وَلاَ يُوَلِّهَا ظَهْرَهُ شَرِّقُوا أَوْ غَرِّّبُوا.
Dari Abi Ayyub al-Anshari radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Jika kalian buang air di kamar mandi, janganlah menghadap ke-arah kiblat, jangan pula membelakanginya, namun hendaklah kalian menghadap ke-arah timur atau barat (*baca keterangan).” (HR Bukhari dan Muslim)
Hadits 17
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ لَمْ يَسْتَقْبِلِ الْقِبْلَةَ، وَلَمْ يَسْتَدْبِرْهَا فِي الْغَائِطِ ؛ كُتِبَ لَهُ حَسَنَةٌ، وَمُحِيَ عَنْهُ سَيِّئَةٌ.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda : “Barangsiapa tidak menghadap ke-arah kiblat dan tidak pula membelakanginya di waktu buang air, dituliskan baginya kebaikan, dan kesalahannya dihapus” (HR Thabrani)
Keterangan
1. Sebagai simbol dalam Islam, Ka’bah yang menjadi kiblat dalam beribadah juga diagungkan dengan cara menjauhkannya dari dihadapkan dalam melakukan perbuatan kotor.
2. Sengaja menghadap atau membelakanginya kiblat ketika buang hajat (BAB atau BAK) adalah perbuatan dosa.
3. Sengaja buang hajat dengan menghindari menghadap atau membelakangi kiblat adalah perbuatan terpuji, Allah mencatat baginya pahala amal shalih dan menghapuskan dosa karena amal shalihnya.
4. Hendaknya setiap muslim mengecek arah toilet/kloset di rumahnya, jika masih ada yang menghadap atau membelakangi kiblat, hendaknya diubah.
5. Hadits di atas disampaikan Rasulullah kepada para sahabat yang tinggal di Madinah, disana kiblat menghadap ke arah selatan. Sementara kiblat masyarakat di Indonesia menghadap ke arah Barat, maka hendaknya arah toilet di Indonesia menghadap ke utara atau selatan.
Rafiq Jauhary
Pembimbing Ibadah Haji dan Umrah
Gabung Group Whatsapp