عَنْ عَائِشَةَ رَضِي اللَّهُ عَنْهَا، قاَلَتْ : كُنْتُ أُحِبُّ أَنْ أَدْخُلَ الْبَيْتَ فَأُصَلِّيَ فِيهِ، فَأَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِي فَأَدْخَلَنِي الْحِجْر، وَقَالَ : صَلِّي فِي الْحِجْرِ إِذَا أَرَدْتِ دُخُولَ الْبَيْتِ، فَإِنَّمَا هُوَ قَطْعَةٌ مِنَ الْبَيْتِ، فَإِنَّ قَوْمَكِ اقْتَصَرُوا حِينَ بَنَوُا الْكَعْبَةَ، فَأَخْرَجُوهُ مِنَ الْبَيْتِ.
Dari Aisyah radhiyallahu anha, ia berkata: “Dahulu aku suka masuk ke-Ka’bah dan shalat di dalamnya, kemudian Nabi shallallahu alaihi wasallam memegang tanganku dan membawaku ke-Hijir, dan berujar: “Shalatlah di Hijir jika engkau ingin masuk Ka’bah, karena hijir ini adalah bagian dari Ka’bah, sesungguhnya kaummu memendekkan bangunan ketika membangun Ka’bah, dan mengeluarkannya dari Ka’bah.” (HR Abu Daud dan Tirmidzi)
🖋 Keterangan
1. Hijr Ismail adalah tembok setinggi dada orang dewasa berbentuk setengah lingkaran yang melinkar dari rukun Iraqi ke Rukun Syami.
2. Para ulama pakar sejarah menjelaskan Hijr Ismail dahulu adalah ruang kecil yang digunakan Nabi Ismail ketika sedang membangun Ka’bah.
3. Bangunan Ka’bah pada masa Nabi Ibrahim dahulu berbentuk persegi panjang, Hijr Ismail menempel langsung dengan Ka’bah. Namun dahulu bangsa Quraisy mengurangi bentuk bangunannya sebelum Muhammad diangkat menjadi Nabi.
(baca sejarah pembangunan Ka’bah di buku ‘Menjadi Muthawif Anda di Tanah Suci‘ karya Rafiq Jauhary)
4. Sekalipun kini Ka’bah tak lagi menempel dengan Ka’bah, namun hukum shalat di Hijr Ismail tetap sama. Memiliki keutamaan sama seperti shalat di dalam Ka’bah.
(baca keterangan lebih lanjut tentang shalat di dalam Hijr Ismail dalam buku ‘Amalan di Tanah Suci‘ karya Rafiq Jauhary)
Rafiq Jauhary
Pembimbing Ibadah Haji dan Umrah
Gabung Group Whatsapp