Hal yang menyedihkan bagi para wanita adalah datang bulan / Haidh yang keluarnya justru di saat yang tidak diinginkannya. Tepat di tengah puncak pelaksanaan haji.
Ketika menjumpai hal semacam ini jangan bersedih, jangan pula berprasangka yang tidak-tidak.
Kondisi seperti ini pernah juga dialami oleh Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu anha. Beliau yang ketika itu berada dalam tenda dijumpai oleh Rasulullah dalam keadaan menangis. Setelah ditanya tentang sesuatu yang ditimpanya, Aisyah menjawab bahwa dirinya sedang tidak shalat (maksudnya sedang haidh).
Menjelaskan permasalahan ini Rasulullah kemudian menyampaikan kepada Aisyah,
إنَّما أَنْتِ امْرَأَةٌ مِن بَنَاتِ آدَمَ، كَتَبَ اللَّهُ عَلَيْكِ ما كَتَبَ عليهنَّ فَكُونِي في حَجَّتِكِ، فَعَسَى اللَّهُ أَنْ يَرْزُقَكِيهَا
“Tidak mengapa, kamu seperti halnya wanita dari putri-putri Nabi Adam yang Allah telah menetapkan untuk mereka ketentuan (maksudnya haidh), maka laksanakanlah hajimu semoga Allah subhanahu wata’ala memberikan pahala dengannya”. (HR Bukhari).
Dari apa yang disampaikan Rasulullah ini dapat ditarik kesimpulan bahwa haidh tidaklah menghalangi pelaksanaan haji. Haidh ketika haji juga bukan ujian tertentu bagi seorang perempuan, ini adalah rutinitas perempuan seperti bulan-bulan biasa.
Ketentuan pelaksanaan ibadah haji yang berbeda bagi perempuan yang sedang berhaji hanyalah pelaksanaan thawaf, Rasulullah bersabda.
افْعَلِي كَمَا يَفْعَلُ الْحَاجُّ غَيْرَ أَنْ لا تَطُوفِي بِالْبَيْتِ حَتَّى تَطْهُرِي
“Lakukan apa yang dilakukan jamaah haji, hanya saja engkau tidak boleh thawaf di Baitullah sebelum suci.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Pembahasan lanjutan tentang cara thawaf ifadhah dan thawaf wada’ bagi perempuan haidh akan kami bahas dalam tulisan lanjutan.
Rafiq Jauhary
Pembimbing Ibadah Haji dan Umrah
Gabung Group Whatsapp Bekal Haji 2
bit.ly/pesantrenhajiumrah2
rafiqjauhary 