Bisa dikatakan virus corona ini adalah perkara ghaib nisbi. Bagi sebagian orang virus ini mudah untuk dikenali, namun bagi sebagian yang lainnya hampir mustahil untuk mengetahuinya; namun tentu harus dipercayai keberadaannya.
Dalam perkara ghaib nisbi seperti ini masih memungkinkan bagi kita untuk mencari tahu. Kuncinya adalah cara mencari tahunya harus dengan cara yang benar karena ini adalah bagian dari keimanan dengan perkara ghaib.
Dalam beberapa kasus, orang-orang shalih banyak diberikan karomah oleh Allah untuk mengetahui perkara ghaib nisbi. Seperti Umar Bin Khattab (radhiyallahu anhu) beliau banyak diberikan pengetahuan oleh Allah, contohnya saat beliau berkhutbah di atas mimbar namun dapat mengetahui jalannya peperangan yang berjarak ratusan kilometer dan masih banyak lainnya. Kisah seperti ini juga banyak kita dengar di kalangan orang-orang shalih saat mereka berjuang melawan penjajah kuffar di zaman dahulu.
Bukan suatu hal mustahil di saat ini ada juga orang shalih yang diberikan kemampuan oleh Allah untuk mengetahui perkara virus corona melalui karomah. Tapi hal ini tidak bisa dilakukan setiap orang.
Namun ada cara lain yang mubah (boleh) untuk diupayakan untuk dapat mengenali virus corona, yaitu melalui teknologi dan ilmu pengetahuan. Tidak hanya seorang muslim yang dapat menguasai ilmu pengetahuan sehingga dapat mempelajari virus corona, non-muslim pun memiliki kesempatan yang sama.
Selain itu masih ada cara lain untuk mengetahui perkara ghaib nisbi, namun ini adalah cara terlarang, yaitu dengan pendekatan perdukunan. Bisa jadi ada orang yang tidak puas dengan pengobatan medis untuk menyembuhkan virus corona namun kemudian justru mendatangi dukun. Na’udzubillahi min dzalik.
Nah, bagaimana sikap kita tentang perkara yang rumit ini?
Kalau saya sih memilih untuk menempuh jalur ilmu pengetahuan. Karena saya tidak memiliki ilmu untuk menelitinya, setidaknya saya membaca hasil penelitian dari ilmuwan yang kompeten.
Rafiq Jauhary
rafiqjauhary 