
Oleh Rafiq Jauhary
Saudaraku yang saat ini sedang ditimpa musibah, penulis ingin menguatkan jiwa Anda (takziyah) yang sedang terpukul. Tidak ada cara menguatkan diri yang lebih kokoh selain dengan mengikuti petunjuk Allah, Dzat yang Maha Mengatur hati manusia. Penulis mengucapkan,
إن لله ما أخذ وله ما أعطى وكل شيء عنده بأجل مسمى فاصبروا واحتسبوا
“Sesungguhnya milik Allah apa yang diambil-Nya dan apa yang diberi-Nya. Dan segala sesuatu di sisi-Nya sudah ditentukan ajalnya, maka bersabarlah engkau dan mohonkanlah pahala darinya.” (HR. al-Bukhari: 1204)
Di tengah suasana hati yang sedih, hendaknya kita tidak lupa untuk menghadirkan rasa senang karena Allah telah menetapkan berbagai kabar gembira untuk hamba-Nya yang bersabar atas musibah. Mintalah pada Allah agar kelak dikumpulkan di tempat yang jauh lebih baik yaitu surga yang penuh kenikmatan yang di dalamnya tidak ada rasa sakit.
Saudaraku, musibah yang Allah timpakan kepada kita adalah sarana untuk mendekatkan diri pada Allah yaitu dengan bersabar. Dengan demikian Allah akan memberikan kabar gembira berupa berbagai kenikmatan sebagaimana firman-Nya
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS al-Baqarah 155)
Di antara tanda seorang yang bersabar atas datangnya musibah adalah seorang yang mengembalikan permasalahannya pada Allah dengan ungkapan istirja’ (Innalillahi wainna ilaihi rajiun)
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
“orang-orang yang sabar yaitu apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. (QS al-Baqarah 156)
Dan disinilah, di ayat selanjutnya Allah menjanjikan tiga buah bonus besar yang didapatkan untuk setiap muslim yang mampu melewati ujian kesabaran dengan baik.
أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
“Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS al-Baqarah 157)
Saudaraku yang sedang diuji dengan musibah. Ibnu Katsir dalam tafsirnya beliau menyitir perkataan Amirul Mukminin Umar Bin Khattab radhiyallahu anhu,
نعم العدلان ونعمة العلاوة
“Dua bua keseimbangan dan sebuah kelebihan.”
Dua keseimbangan yang dimaksud adalah shalawat (keberkahan) dan rahmat (kasih sayang), sedangkan kelebihan yang terletak di antara keduanya adalah hidayah (petunjuk).
Ketika tiga hal ini telah kita dapatkan, apa lagi yang perlu dicemaskan? Karena Allah akan menjaga kita di dunia dan memberikan petunjuk hingga hari akhir.
Dirangkum dari buku Tabridu Hararatil Musibah karya Syaikh Sa’id bin Ali bin Wahf al-Qahthani.