TAK MENGAPA BERPISAH DI DUNIA JIKA UNTUK BERTEMU KEMBALI DI SURGA


Oleh Rafiq Jauhary

Saya menulis pesan pendek ini sambil berjemur di tempat parkir RSI Kota Magelang, menikmati sebungkus bubur kacang hijau hangat dari pedagang yang ada di tepi jalan. Murah, hanya Rp. 3.000 saja. Waktu sepagi ini (pukul 07:00) saya sudah berjalan 20 kilometer hanya untuk mengantar ibu saya vaksinasi covid-19, ini adalah salah satu cara ikhtiar ilmiah yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19.

Saat waktunya tiba, saya harap Anda pun mengambil peran untuk melakukan vaksinasi. Insyaallah aman.

Saudaraku, terutama setelah beberapa hari ini rutin menulis tentang bagaimana bersabar dalam menghadapi musibah; kini ada banyak pembaca yang kemudian curhat mengungkapkan bagaimana musibah menimpanya di suasana pandemi.

Ada berbagai macam bentuk musibah berupa kematian yang terjadi, tentu kita tidak bisa menebak kapan waktunya, bagaimana caranya, dimana tempatnya atau siapa korbannya. Hal yang harus kita siapkan adalah keimanan dalam hati, karena melalui keimanan inilah orang yang saling mengasihi (insyaallah) akan kembali disatukan di surga kelak. Allah berfirman,

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُم بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُم مِّنْ عَمَلِهِم مِّن شَيْءٍ ۚ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ

“Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (QS at-Thur 21)

Para ulama menjelaskan, jika seorang anak ditempatkan di surga yang tinggi sementara orang tuanya berada di surga yang lebih rendah, maka si anak dapat menarik orang tuanya ke derajat surga yang tinggi tanpa mengurangi amal shalih si anak tersebut. Begitupun Sebaliknya.

Hal yang terpenting adalah, pastikan bahwa kedua pihak sama-sama memiliki keimanan. Bahkan seorang anak bayi yang masih dalam keadaan fitrah (muslim) dia pun dapat mengantarkan ibunya ke surga.

Dalam sebuah hadits dijelaskan dari Mu’adz bin Jabal dari Nabi ﷺ, beliau bersabda:

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّ السِّقْطَ لَيَجُرُّ أُمَّهُ بِسَرَرِهِ إِلَى الْجَنَّةِ إِذَا احْتَسَبَتْهُ

“Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, sungguh anak yang meninggal dalam kandungan ibunya akan menarik ibunya dengan tali pusarnya ke surga, jika ia bersabar.” (HR. Ibnu Majah: 1598)

Sudah, akhiri tangisan atas kepergian keluarga. Selagi kita meninggal dengan membawa keimanan, insyaallah akan kembali dikumpulkan di surga. Amiin.

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10220915097330287&id=1325974543

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: