
Oleh Rafiq Jauhary
Saudaraku, sebagai seorang yang beriman akan taqdir, seharusnya tidak sulit bagi kita untuk memahami bahwa musibah ini adalah perkara yang telah ditetapkan oleh Allah di lauhul mahfudz jauh sebelum manusia diciptakan.
Ketika perkara ini telah ditetapkan, maka tidak ada yang dapat menghindarinya sekeras apapun usahanya. Allah berfirman,
مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَا ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS Al-Hadid 22)
Lalu untuk apa musibah seperti ini diturunkan oleh Allah sampai membuat jutaan manusia kehilangan nyawa, dan banyak lainnya yang tergeletak di rumah sakit atau tersingkir dari pekerjaannya akibat krisis ekonomi. Allah menjelaskan di ayat selanjutnya,
لِّكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَىٰ مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
“supaya kamu jangan terlalu berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap nikmat apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS Al-Hadid 22)
Maka benar sekali jika kita memilih untuk menghadapi musibah ini dengan sabar. Yang dimaksud dengan sabar adalah menahan diri dari Hawa nafsu.
Contohnya, hawa nafsu kita di masa pandemi adalah berwisata di pusat keramaian, menghirup udara segar tanpa terhalang masker, berjabat tangan atau bahkan berangkulan dengan teman dll. Nafsu itu semua ditahan dengan kesabaran.
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS az-Zumar 10)
Kita tidak tahu sampai kapan pandemi ini diangkat oleh Allah dalam menguji manusia, namun jika kita menghadapinya dengan sabar, maka sebanyak itu pula pahala yang kita dapatkan.
Saudaraku, segala amal ibadah yang berkaitan dengan sabar maka pahalanya akan berlimpah. Seperti bagaimana menjaga istiqamah dalam shalat, berpuasa, termasuk juga di masa pandemi ini bersabar dalam menerapkan protokol kesehatan memerlukan kesabaran yang besar. Namun tidak perlu ragu, kesabaran ini akan menghasilkan pahala yang besar di sisi Allah.
As-Sa’dy ketika menjelaskan ayat tersebut dalam Tafsirnya Taisir Karimir Rahman menyampaikan bahwa pahala kesabaran tidak terukur besarnya, tidak dapat ditakar dengan takaran yang pasti.Karena pahala kesabaran akan terus mengalir, selama orang yang menghadapinya mampu bersabar. Layaknya sebuah mata air yang terus mengalirkan air bersih, ia akan memenuhi jerigen, ember, dan bejana lainnya terus menerus.
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10220899243533952&id=1325974543