
Oleh Rafiq Jauhary
Saudaraku, virus corona varian delta yang ditemukan pertama kali di India kini telah menyebar ke Indonesia. Varian ini terbukti dapat menginfeksi lebih cepat.
Jika ada satu anggota keluarga yang terinfeksi, hampir dapat dipastikan seluruh anggota keluarga akan terpapar, begitupun dengan lingkungannya di kantor atau perumahan. Tidak heran jika beberapa hari terakhir pertumbuhan angka covid-19 bertambah sangat cepat.
Jangankan grafik pertumbuhan nasional, di Kabupaten Magelang sendiri pada tanggal 3 Juli 2021 tercatat kasus harian 192 orang, hari selanjutnya menjadi 361 orang, hari selanjutnya 344, dan hari kemarin 6 Juli kasus harian meledak sampai 551 orang per hari, sehingga kasus aktif per hari Selasa 6/7/2021 di Kabupaten Magelang mencapai 1.855. La haula wala quwwata illa billah.
Saudaraku, penulis ikut berduka dengan musibah yang datang bertubi-tubi. Kabar kematian datang sahut menyahut. Dalam kondisi seperti ini salah satu ilmu yang sangat penting untuk diinstall pada setiap muslim adalah ilmu berkaitan dengan kesabaran dan ridha akan takdir Allah. Dengan keduanya, insyaallah kita akan menjadi pribadi yang lebih kuat dan dapat memandang hidup lebih optimis.
Mari sejenak kita mengingat sebuah hadits dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang dapat menyemangati kita,
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ
“Sesungguhnya besarnya balasan (pahala) tergantung dari besarnya ujian, dan apabila Allah cinta kepada suatu kaum Dia akan menguji mereka, barangsiapa yang ridha maka baginya keridhaan Allah, namun barangsiapa yang murka maka baginya kemurkaan Allah.” (HR. at-Tirmidzi: 2320)
Walau bagaimanapun, ujian berupa musibah yang kita terima belum seberapa jika dibandingkan dengan ujian yang diterima para Nabi.Seorang sahabat Nabi (ayah dari Mush’ab bin Sa’ad) pernah bertanya kepada Nabi Muhammad tentang siapa ummat manusia yang paling berat ujiannya? Rasulullah menjawab
الْأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الْأَمْثَلُ فَالْأَمْثَلُ فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلَاؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِي دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِيَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَمَا يَبْرَحُ الْبَلَاءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِي عَلَى الْأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ
“Para nabi, kemudian yang sepertinya, kemudian yang sepertinya, sungguh seseorang itu diuji berdasarkan agamanya, bila agamanya kuat, ujiannya pun berat, sebaliknya bila agamanya lemah, ia diuji berdasarkan agamanya, ujian tidak akan berhenti menimpa seorang hamba hingga ia berjalan di muka bumi dengan tidak mempunyai kesalahan.” (HR. at-Tirmidzi: 2322)
Rasulullah bersabda dalam sebuah hadits qudsi yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah
يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى مَا لِعَبْدِي الْمُؤْمِنِ عِنْدِي جَزَاءٌ إِذَا قَبَضْتُ صَفِيَّهُ مِنْ أَهْلِ الدُّنْيَا ثُمَّ احْتَسَبَهُ إِلَّا الْجَنَّةُ
“Allah Ta’ala berfirman: ‘Tidak ada balasan yang sesuai bagi hamba-Ku yang beriman, jika aku mencabut nyawa orang yang dicintainya di dunia, kemudian ia rela dan bersabar kecuali pasti mendapatkan surga.'” (HR. al-Bukhari: 5944)
Semoga kesabaran kita dalam menghadapi musibah dapat mendatangkan keridhaan Allah, semoga Allah mengumpulkan kita semua di surgaNya. Amiin.
Oiya, sekali lagi harap diingat. Jangan terlalu banyak mengeluh akan besarnya suatu musibah, karena bisa jadi ini adalah sarana menggugurkan dosa, bukti tingginya kedudukan kita di sisi Allah, sekaligus menjadi bukti kecintaan Allah pada kita.
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10220910173247188&id=1325974543