TIDAK HANYA FASILITAS, PERHATIKAN JUGA PEMAHAMAN FIKIH TRAVEL UMRAH PILIHAN ANDA


Oleh Rafiq Jauhary

Pembimbing Ibadah Haji dan Umrah Taqwa Tours

Tulisan ini tidak dalam rangka mengunggulkan satu pendapat dan merendahkan pendapat lain. Hanya ingin berbagi tips bahwa sebenarnya hal terpenting yang harus Anda perhatikan dalam memilih travel umrah adalah pada pemahaman Agama dan kecondongannya pada manhaj atau madzhab tertentu sesuai yang Anda pahami.

Jangan sampai terjadi seorang jamaah terlibat perdebatan keras dengan pembimbing di tengah prosesi ibadah umrah. Atau juga jamaah ketika pulang umrah menceritakan prosesi ibadah yang dilaluinya di Tanah Suci kemudian disalahkan oleh keluarga atau ustadznya karena tidak sesuai dengan apa yang diyakini oleh kerabat atau komunitas pengajiannya.

Jika pembahasan ini ditarik pada pembahasan kitab klasik para ulama, maka pengelompokan ini akan dibagi dalam empat Madzhab yang muktabar yaitu Madzhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali.

Jika ditarik pada pemahaman kelompok besar atau ormas ummat Islam di Indonesia. Maka akan ditemukan dua pemahaman mainstream yaitu Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.

Jika ditarik pada kitab rujukan pembahasan fikih haji/umrah yang paling banyak digunakan sebagai rujukan oleh para pembimbing di indonesia, maka (menurut saya) akan muncul dua buku besar yaitu al-Idhoh fi Manasikil Hajji wal Umrati karya imam an-Nawawi yang membahas secara luas fikih haji dan umrah menurut Madzhab Syafi’i; dan At-Tahqiq Wal Idhoh karya Syaikh Abdul Aziz bin Baaz yang banyak digunakan oleh pembimbing yang amaliyahnya mengikuti ulama Arab Saudi saat ini.

Memangnya seberapa besar perbedaannya? Jika dikupas, sebenarnya praktik ibadah dari beberapa madzhab memiliki perbedaan yang cukup besar, bahkan perbedaan ini bisa didapat sejak dari rukun ibadahnya. Perbedaan dalam menetapkan rukun ini bisa menjadi sangat krusial lho.

Contoh, mengutip dari Kitab Al-Fiqhul Islami Karya Syaikh Wahbah Az-Zuhaili beliau menjelaskan perbedaan rukun umrah dari beberbagai madzhab

• Pada Madzhab Hanafi Rukun Umrah adalah Thawaf saja.

• Pada Madzhab Maliki dan Hanbali Ihram, Thawaf, dan Sa’i.

• Sebuah pendapat dari Madzhab Syafi Ihram, Thawaf, Sa’i, dan memotong rambut/gundul.

Masih banyak turunan pembahasan lain jika kita menariknya pada pembahasan Madzhab.

Kemudian jika menariknya pada pembahasan tradisi keagamaan yang dikenalkan oleh kelompok/ormas, maka ada beberapa tradisi pada masing-masing pengikut ormas yang cukup berbeda, seperti doa bersama, shalawatan, tahlilan, dan yasinan yang dimasukkan dalam jadwal kegiatan. Penghormatan pada kyai/ustadz, sampai tujuan destinasi city tour selama di Tanah Suci pun terdapat perbedaan.

Terkadang sebuah travel memiliki kecenderungan pada pemahaman tertentu atau terafiliasi pada ormas tertentu, ada pula yang ingin mengakomodir semua pemahaman sehingga menyediakan setidaknya dua jenis pembimbing (meminjam istilah dari teman saya, dia mengatakan ada pembimbing versi al-Idhoh, ada juga pembimbing versi tahqiq wal idhoh).

Tapi tidak sedikit pula travel yang menjalankan travel umrah layaknya biro perjalanan wisata pada umumnya. Bagi mereka yang terpenting fasilitas dan pelayanan terpenuhi, selebihnya urusan ibadah dia serahkan pada jamaahnya. Bahkan ‘kabarnya’ ada travel umrah yang dimiliki oleh non-muslim.

Kalau menurut Anda, apakah pemahaman fikih pada sebuah paket perjalanan umrah itu penting untuk dijadikan sebagai salah satu yang dipertimbangkan?

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: