Saat tulisan ini kami publikasi, jamaah haji furoda yang kami bimbing sedang terbang dari Jeddah menuju Jakarta. Kami bersyukur sekali, di tengah keriuhan permasalahan seputar haji furoda tahun ini, jamaah kami mendapatkan banyak kemudahan.
Tapi jika diminta untuk menyimpulkan, keberangkatan haji furoda tahun ini memang ngeri-ngeri sedap. Saya akan mencoba menuliskan sisi ngerinya dulu, insyaallah di lain waktu saya akan menuliskan sisi sedapnya. Hehe.
Sisi ngeri yang pertama adalah tentang problem penerbitan visa haji furoda. Dari estimasi yang ditetapkan bahwa visa furoda akan mulai terbit di awal atau pertengahan bulan Dzulqa’dah, ternyata keterlambatannya ngeri banget. Semua pihak menjadi panik. Kepanikan ini pun berimbas membuat harga semakin ‘panik’.
Dari kepanikan ini beberapa travel mulai mengalihkan keberangkatan jamaahnya ke arah visa ziarah atau visa kerja agar lonjakan biaya bisa ditekan. Namun kami tidak tergiur, bagi kami legalitas jamaah menjadi poin yang kami jaga betul.
Tawaran agar diurus melalui jalur mujamalah via kedutaan pun terus kami dapatkan, banyak orang mengasumsikan bahwa visa mujamalah ini lebih dapat dipegang kepastiannya, karenanya harganya melambung sangat tinggi. Tapi kami tidak sependapat, dengan harga yang tinggi, proses visa mujamalah tetap tidak menjamin kepastian keberangkatan jamaah. Jadi kami pun tidak goyah, proses pengurusan visa haji melalui jalur furoda kami lanjutkan.
Hal yang tidak kalah ngeri adalah ketika berangsur username untuk mengakses pengurusan visa furoda kami dapatkan. Kenaikan harganya tidak terlalu membuat kami kaget. Namun ternyata setiap username yang diperkirakan dapat digunakan untuk menerbitkan lima visa furoda, ternyata hanya dapat mengeluarkan dua hingga tiga visa saja. Artinya kami memerlukan dua kali lipat jumlah akun dibanding jumlah yang kami persiapkan.
Tapi alhamdulillah dengan komunikasi yang baik dengan para jamaah atas kenaikan biaya, dan juga koordinasi dengan kolektor username/akun. Alhamdulillah masalah ini dapat teratasi. Pagi dini hari visa berhasil kami dapatkan, siang harinya para jamaah langsung kami antarkan ke Jakarta untuk persiapan keberangkatan.
Seluruh proses ini kami update secara berkala kepada para jamaah. Kami ingin para jamaah ikut dilibatkan dalam setiap prosesnya dan kami minta bantuan doanya. Sampai kemudian ketika seluruh visa telah terbit, kami kirimkan soft filenya kepada jamaah, sujud syukur pun kami tundukkan pada Allah yang memudahkan di setiap prosesnya.

Bagaimana mungkin kami tidak bersyukur, dua jamaah kakak-beradik yang ada dalam foto ini baru mendaftar haji furoda di awal Dzulqa’dah dalam keadaan berkas yang belum lengkap, segala proses kami kerjakan secepat yang kami mampu, dan di awal Dzulhijjah mereka sudah dapat terbang ke Tanah Suci untuk beribadah haji.
Berhari-hari tidak bisa tidur nyenyak, berusaha menjawab setiap pertanyaan jamaah sesabar mungkin, terbayang akan tekanan dari banyak pihak; ketika visa kami dapatkan maka satu beban berat yang tertancap dalam benak terasa diangkat oleh Allah.
Gimana sudah bisa membayangkan bebannya? Mohon maklum jika dalam proses penerbitan visa haji ini banyak pihak menjadi sensi, mudah marah, atau malah memilih untuk menghilang dari peredaran. Hahaha.
Insyaallah ini akan menjadi pelajaran besar untuk menghadapi musim haji tahun depan. Yuk berangkat haji furoda.
Ditulis oleh Rafiq Jauhary – Pembimbing Ibadah Haji Taqwa Tours