Oleh Rafiq Jauhary
Pembimbing Ibadah Umrah

Assalamualaikum jamaah bertaqwa, tahukah Anda bahwa secara umum fasilitas dan pelayanan maskapai penerbangan dibagi menjadi dua: low cost dan full service. Tidak hanya dalam penerbangan umum, penerbangan umrah pun sama.
Pada penerbangan umrah, maskapai yang tergolong pada low cost bisa dijumpai pada Lion Air dan Scoot. Sebelum pandemi ada juga penerbangan menggunakan Air Asia dan Citilink namun pasca pandemi sepertinya belum kembali mengudara.
Sementara pilihan penerbangan umrah full service lebih banyak. Dari dalam negeri ada Garuda Indonesia dan Batik, hingga maskapai luar negeri seperti Malaysia Airlines, Oman, Emirates, Etihad, Qatar, Saudia, Ethiopia, dan Turkish.
Yuk coba sedikit kita ulas, apa saja yang membedakan maskapai full service dan low cost.
SATU, HARGA
Pasti Anda pun tahu, harga low cost carrier lebih murah dibanding full service carrier. Tapi berapa sih selisihnya?
Coba kita ambil contoh dari Lion Group yang kebetulan memiliki penerbangan low cost (Lion Air) dan full service (Batik). Ternyata selisih antar kedua maskapai ini berkisar 1 hingga hampir 2 jutaan.
Adakah low cost carrier yang lebih mahal dari Lion? Ada. Dan adakah Full Service yang lebih murah dari Batik? Ada juga. Setiap tour planner pasti tahu detail harganya.
DUA, FASILITAS
Bagian fasilitas juga cukup terasa perbedaannya. Mulai dari ukuran dan jarak antar kursi, ketersediaan business class, inflight entertainment, hingga menu makannya.
Sebagai contoh sebuah pesawat dengan jenis Airbus A330-300. Pesawat ini dimiliki oleh dua maskapai dalam negeri Lion Air (low cost) dan Garuda Indonesia (full service).
Pasawat A330-300 yang dimiliki oleh Garuda Indonesia diisi formasi 2-4-2 sehingga pada setiap baris hanya berisi 8 seat. Sementara Lion menyusun formasi menjadi 3-3-3 sehingga pada setiap baris dapat terisi hingga 9 seat.
Jika total dihitung keseluruhan jumlah seat dalam formasi all economy class, Garuda mengisi A330 dengan 360 seat sementara Lion mengisi hingga 440 seat. Dari sini saja kita bisa membayangkan bagaimana perbandingan kenyamanannya.
Seluruh pesawat full service juga dilengkapi dengan inflight entertainment berupa layar monitor di setiap seat lengkap dengan koleksi film dan game. Beberapa maskapai bahkan menambahkan telepon yang bisa terhubung antar seat, telepon ke luar pesawat cukup dengan menggesek credit card, USB port charger, hingga wifi. Ini semua tidak didapat di penerbangan low cost.
TIGA, PELAYANAN
Saya agak sulit mendapatkan data perbandingan jumlah cabin crew antara maskapai low cost dan full service. Namun jika kita asumsikan dalam satu kali penerbangan antara maskapai low cost dan full service memiliki jumlah cabin crew yang sama, maka pelayanan pada full service akan lebih prima karena perbandingan jumlah cabin crew nya lebih besar dibanding penerbangan low cost.
Begitupun pada sajian menu makan. Pada full service carrier menu makan lebih beragam, tersedia snack ringan, dan macam pilihan minumannya lebih banyak. Sementara low cost carrier tidak menyediakan snack, pilihan minuman hanya terbatas pada teh, air mineral dan tidak banyak pilihan jus, susu, maupun soda.
Hal lain yang kurang begitu diperhatikan, pesawat full service biasanya lebih diprioritaskan dalam layanan di bandara. Mulai dari penentuan terminal bandara, letak boarding gate, hingga conveyor belt dalam mengambil bagasi.
Jadi, sekarang sudah tahu kan perbedaan antara pesawat low cost dan full service. Kalau Anda, dengan selisih harga tersebut di atas, lebih memilih full service carrier ataukah low cost carrier?