Oleh Rafiq Jauhary
Pembimbin Ibadah Haji dan Umrah

Sahabat bertaqwa, saya mau bercerita. Pertama kali saya menginjakkan kaki di Kota Madinah tahun 2009 (tiga belas tahun yang lalu). Sendirian, tanpa guide atau teman.
Jadi ceritanya saat itu baru beberapa bulan saya resmi tinggal dan memiliki iqamah sebagai warga Makkah. Kemampuan Bahasa Arab saya masih sangat kacau, tapi saya nekat saking inginnya berkunjung ke Masjid Nabawi.
Berbekal info dari mas Nizar Arfani beliau mengatakan, “Pokoknya turun dari bus Saptco, nanti kelihatan ada menara Masjid Nabawi”
Walau hanya ada uang beberapa riyal saya nekat sendirian ke Madinah, satu tujuan saya. Masjid Nabawi, itu saja.
Udah kayak orang bingung, saya memasuki masjid, shalat tahiyatul masjid kemudian mencari letak Raudhah dan makam Nabi. Karena saat itu bulan Muharam, jamaah haji telah kembali pulang sementara jamaah umrah belum berdatangan, maka kondisi Raudhah pun tidak ramai.
Perlu diketahui tahun 2009 Univ. Islam Madinah belum menerima beasiswa sebanyak sekarang. Tidak banyak mahasiswa Indonesia yang bisa saya temui di Masjid Nabawi. Akhirnya saya pun harus menggali informasi seputar Masjid Nabawi dan Kota Madinah dari masyaikh yang bertugas sebagai mufti di dalam area Raudhah.
Enaknya belajar langsung dengan ahli ilmu, setiap pertanyaan hingga pada masalah sepele tentang Madinah pun dijawab dengan baik tanpa saya merasa direndahkan. Saya diarahkan untuk berkunjung ke Masjid Quba dan berziarah ke Makam Baqi’ dan makam Syuhada Uhud. Berbagai petunjuk seputar keutamaan tempat-tempat itu dejalaskan dengan cukup runtut.
Masih haus informasi tentang Madinah, dengan bekal yang minim saya tidak bisa membeli buku-buku seputar keutamaan Madinah. Maka solusinya saya harus rela numpang baca di beberapa toko buku yang ada di sekitar Masjid Nabawi. Hal yang saya ingat, hanya satu oleh-oleh kecil yang bisa saya beli kemudian saya bawa pulang ke Makkah, yaitu parfum/misk saja.
Walaupun belum pernah tinggal dalam durasi lama di Madinah, tapi di hati saya Madinah meninggalkan memori yang Indah. Saya juga tidak pernah membayangkan jika setelah pulang dari Tanah Suci di tahun 2011 saya akan secara intens berkunjung bahkan menjadi orang yang menyambung lisan para ulama, menyampaikan keutamaan kota Madinah kepada para peziarah sebagai pembimbing ibadah haji dan umrah.
Besok Sabtu 27/9/22 insyaallah saya akan kembali mengunjungi kota Madinah. Ada rasa rindu yang tiba-tiba muncul, membuat saya tergugah untuk kembali membaca berbagai keutamaan kota Nabi yang indah ini.
Mohon doana semoga perjalanan ini dicatat di sisi Alla sebagai amal shalih yang akan meningkatkan keimanan. Amiin
– – – – – – –
Keterangan foto: Jamaah umrah Taqwa Tours yang telah berangkat tanggal 24 Agustus 2022, mereka baru saja menziarahi Makam Nabi dan mengucapkan salam untuk beliau.