
Kejadian ini terjadi beberapa tahun yang lalu. Suatu saat saya sudah merasa berpakaian stylish. Baju gamis yang baru diambil dari laundry, wangi woody dari Arabian oud, ditambah dengan sorban yang saya kalungkan di leher untuk menutupi wajah imut saya agar sedikit lebih berwibawa. Hehehe.
Karena saat itu untuk perpindahan jamaah umrah antar kota harus membawa tasrih (surat izin) dari muassasah (internal agent Saudi Arabia), maka saya pun menunggu kedatangan tim muassasah ke hotel untuk membawakan selembar tasrih tersebut.
Setelah basa-basi sedikit sambil tentunya menyiapkan tip ke petugas, tiba-tiba dia bertanya
“kamu sakit?”
“nggak, alhamdulillah saya sehat. memangnya kenapa?” jawab saya
Saya langsung sadar, umumnya di Arab Saudi sorban adalah accessories yang dipakai untuk menutup kepala, bukan dikalungkan di leher. Inilah yang membuat si petugas Arab ini mengira saya sakit sehingga sorban saya kalungkan di leher.
Ya begitulah. Lain ladang lain belalang. Masih mending hanya dikira sakit. Di Indonesia kalau ada orang memakai sorban di kepala untuk mengisi taklim, bisa jadi digeruduk dikira pematerinya radikalis. Ups
_ _ _ _ _ _ _ _
Mumpung lift lagi sepi saya coba foto selfie pakai sorban yang baru saya beli seharga 10 riyal.