“ketika alumni pesantren menambah penyakit ummat


santri nakal
santri nakal

“berdasarkan data Dirjen Lembaga Islam Departemen Agama RI Tahun Ajaran 2003/2004, jumlah pesantren di indonesia telah mencapai 14.656 buah”

sebuah nilai yang sangat tinggi. silakan anda hitung secara matematis, misalkan setiap pesantren meluluskan kader ulama 20 orang di setiap tahunnya. bumi indonesia akan gempar dibuatnya.

pasti anda masih teringat, ketika proklamator indonesia presiden ir soekarno berorasi “berikan aku sepuluh pemuda, maka akan aku goncang dunia”. saya kira tidak berlebihan, karena Rasulullah bahkan mengguncang dunia arab dengan dua anak kecil, yang mungkin belum dikatakan pemuda. goyangan pedangnya mampu mematikan tunggak kekuatan kafir quraisy (abu jahal)

tapi, kader ulama alumni pesantren indonesia belum mampu berbuat demikian. ratusan ribu kader diluluskan disetiap tahun. puluhan tahun pesantren-pesantren besar yang berpengalaman mendidik santri tidak berkutik ketika dihadapkan dengan kehidupan zaman ini.

ada apa dengan mereka para alumni, apa yang membuatnya tak berdaya. berikut beberapa point penyebab hilangnya kendali para kader ulama menurut rafiq jauhary:

  1. lemahnya niat
  2. kurangnya pemahaman terhadap islam
  3. takut terbebani dengan posisinya sebagai rujukan ummat islam
  4. iming-iming (harta, wanita, jabatan) yang ditawarkan ketika dirinya terjun dalam bidang lain
  5. opini yang dibentuk oleh pihak kafir, bahwa menjadi seorang ustadz haruslah hidup dalam kemiskinan
  6. akan dijauhi masyarakat, teman dan kerabat

sekarang dapat kita lihat. ketika ada 100 orang lulusan pesantren, saya kira tidak ada 5 orang dari mereka yang mau mengabdikan ilmunya untuk islam. dan tidak ada 15 orang dari mereka yang masih memegang islam dan masih dalam ikatan aqidah, wallahu a’lam. lantas kemana mereka lari ?

bersambung…

10 Replies to ““ketika alumni pesantren menambah penyakit ummat”

  1. Lulusan pesantren harus bisa kemana-kemana, ma Rofiq. Mereka tidak harus menjadi ustad atau kyai, tapi harus bisa menjadi pengusaha, Ir, Dokter, bankers, Advocate, jurnalist, peneliti, informatist, geologist, beologist, Scientist plus. Persoalan umat tidak terbatas pada masalah melek al-Qur’an dan hadist, tapi juga persolan2 lain yang butuh dientaskan. Dan yang paling krusial ditengah hiruk pikuk kehidupan agama adalah persoalan radikalism dan terrorism yang menjadi cermin buruk citra Islam. Berat sekali, untk memulihkan citra Islam dari berbagai bentuk kekerasan yang selama ini terjadi, Islam yang sering di dendangkan menjadi rahmatan lil’alamin…menghadapi ujian tidak ringan dalam mengahadapi berbagai perbedaan dan conflict. Mudah2an mas Rofiq bisa berperan di sini.

    1. betul… silakan jadi apa aja, yang jelas,,, jangan menjadi penyakit, berapa banyak dari para alumni yang menjaadi pemabuk, preman, merekalah penyakit… atau mereka yg hanya duduk2 saja di rumah,, ketika alumni laen mengajak kepada kebenaran, justru alumni yg jadi penyakit ini yang menjadi penghambat… sbenarnya masalah ini akan saya bahas di lanjutan tulisan ini,,, tapi belum sempat…

      seorang berkata:
      islam tak akan punah ketika tidak mempunyai insunyur, dokter, ekonom atau yang lainnya.. tapi islam akan hancur ketika tak mempunyai ulama…

      sebuah hadits diriwayatkan oleh jama’ah menjelaskan:
      Allah tidak akan mencabut ilmu serta merta dari seorang hamba, akan tetapi Allah mencabutnya (ilmu) dengan matinya para ulama.. maka ketika tidak ditemui ulama, manusia akan mengambil orang bodoh sebagai ulama,, dan kemudia manusia bertanya kepada ulama itu,, kemudia ulama itu menjawab dengan tanpa berlandaskan ilmu,, maka sesatlah,, sungguh itu menyesatkan…

      1. Sdr Rafiq.

        Berapa ramai alumni pasentren atau bekas pelajar sekolah agama yang telah berjaya atau jadi apa selebihnya…pemabuk , duduk diam dirumah atau menjadi ustaz , imam atau apa…

        selain dari menuntut ilmu agama adalah alumni sek agama sosial..?

      2. lulusan sekolah agama, sedikit sekali yg lulus sesuai dengan visi misi sekolahnya,, dan lebih banyak yg lepas kendali dan lupa tujuan hidupnya…

  2. Salam,

    berapakah gaji mutawif-mutawif di mekah..adakah ini pekerjaan tetap…atau hanya parttime …apakah pekerjaan yang sesuai lepasan atau alumni pasentren …berapakah ramai menjadi ulama atau kehidupan yang established.

    Apakah syarat-syarat layak menjadi mutiwif di mekah…adakah Sdr Rafiq juga sebagai mutawiff….

    saya lihat ramai anak muda indonesi bekerja sebgai mutawiff….adakah mereka ini lulusan tinggi agama/atau inikah pekerjaan tetap …….

    1. gaji muthowwif bermacam-macam, apakah ada keperluan anda bertanya gaji?

      pekerjaan muthowwif adalah freelance, bebas.. kecuali jika yang diberangkatkan dari indonesia dari pihak travel,, namun rata-rata mereka diambil dari alumni pesantren yang tinggal atau belajar di saudi, namun ada juga yang menjadi muthowwif tanpa ada bekal pendidikan agama..

      syarat muthowwif yang penting punya pengalaman membawa jamaah, dan tahu amanahnya yang diemban. cekatan, bisa berbahasa arab dan menguasai lapangan…

  3. Sdr Rafiq,

    Al-Shoulatiyah ialah sebuah University atau hanya madrasah…apa kah syarat-syarat untuk masuk belajar ke as-shoulatiyah…berapa tahun belajar …berakah kos keseluruhan atau ada biasiswa…apakah title yang paling tinggi ada di as shoulatiyah …seperti university di Msia ..Degree , Master , Phd. (Doktar falsafah) atau ada title lain…..setelah lulus belajar di as shoulatiyah ….

    Jika alumni ini pulang ke Indonesia …apakah yang mereka buat selain tinggal terus di Mekkah…

    Saya lihat ramai yang tinggal di Mekkah , selain bekerja sebagaim mutawiff ..apakah pekerjaan yang dibuat …alumni ini semua pandai berbahasa arab?…alumni ini boleh menghafal al quran atau boleh memberi ceramah agama atau lain
    Saya sekadar ingin tahu, kerana kagum melihat anak muda indonesia berpakaian sunnah (berjubah) , ketika saya mengerja umrah tahun lepas….boleh saya tahu berapakah umur saudara Rafiq dan sudah berapa lama tinggal dimekkah …..sudah berkeluarga?…bagaimana dgan visa atau PR..atau permit…untuk tinggal lama disana….

    1. shoulatiyah madrasah,, namun tingkatannya bermacam-macam… ada setingkat SMA (high school) atau university (bachelor),, tapi belum ada yang pasca sarjana (magister, doktor)…

      biaya perbulan sekitar 800 real
      iya, bisa memberi ceramah ketika pulang insya Allah…
      permit disini ada dua jalur,, visa kerja, dan visa student…

      saya 1 tahun di makkah, belum berkeluarga kok,, baru umur 20

Tinggalkan Balasan ke Nur Erlia Batalkan balasan