perih yang tersisa dari berkecamuknya perang hati


sad
sad

pasti anda pun pernah merasakan saat hati berkecamuk. antara iya dan tidak, antara menjauhi dan mendekati dan juga antara mau dan malu-malu.

pada dasarnya berkecamuknya perang dalam hati ini dimulai ketika hati kita yang selalu lekat dengan kebenaran harus berperang melawan nafsu kita yang terlalu menggebu. perang inilah yang akan memakan waktu kita, dan tentu saja pasti akan mengakibatkan salah satu diantaranya tumbang.

tapi sayang, acap kali perang diantara keduanya ini bukan menyebabkan salah satu dari keduanya yang tumbang. tapi keduanya yang menjadi lumpuh. alhasil, kesenangan dari nafsu tidak kita dapat, dan kebenaran dari hati pun tak bisa bangkit. keduanya meninggalkan luka yang dalam, sehingga menyulitkan bagi kita untuk bangkit.

kondisi inilah yang kerap dinamakan “futur”, saat ketika diri kita dibuat hancur berantakan tak menyisakan semangat.

bagaimana harus bangkit

jangan biarkan kondisi ini menyiksa kita, karena kita pasti tidak ingin terus menerus tersiksa batin.

saya tidak akan menganjurkan anda untuk berbuat sesuatu yang terlalu berat, karena saya kira ini adalah suatu yang mustahil. ketika hati yang hidup dengan setengah sadar ini harus berbuat perbuatan yang berat.

mulailah untuk bangkit dengan sesuatu yang mudah

ucapan yang kita lontarkan adalah motivasi untuk diri kita. ayah saya sering mencontohkan layaknya kesebelasan sepakbola, atau sebuah klub bola voli ataupun yang lainnya. lihatlah ketika sebuah tim tertinggal beberapa angka dengan lawannya, pasti dalam waktu istirahat mereka sejenak mengatur strategi dan kemudian mengakhiri dengan menggabungkan tangan mereka, kemudian bersama-sama mereka serentak mengatakan yel-yel yang memotivasi mereka. simpel saja, mereka cukup mengatakan “yhooo” atau jika sebuah klub itu bernama (misalkan) ‘singkong’, maka mereka bersama-sama mereka akan berteriak “hidup singkong”.

simpel sekali kan,, coba perhatikan kata-kata yang tak ada maknanya itu dapat menjadikan motivasi yang hebat, sehingga mampu memulihkan semangat atau bahkan mampu mengantarkan sebuah tim menuju kejayaan.

lalu bagaimana dengan kita, akankah kita berkata “hidup saya..!!”, ahaha tidak perlu begitu. cukup mulai dengan berkata dengan pelan kata-kata motivasi, misalkan “aku pasti bisa”. kemudian ulangi kata-kata itu sehingga menjadi terapi disaaat keadaan anda sedang dibawah.

tapi, itu belum seberapa kawan. kita sebagai ummat muslim mempunyai sesuatu yang lebih hebat dari itu. ya, dan Rasul mencontohkannya.

berdzikirlah

“alaa bidzikrillahi tathma’innul quluub” ketahuilah, sesungguhnya dengan berdzikir itu hati akan menjadi tenang.

berdzikir dapat menjadi terapi yang manjur. selain itu, tidak sia-sia kita melantunkannya karena disetiap kita mengingat Allah, kebaikan akan terus bersama kita, dan keburukan akan semakin jauh.

kawan, ketika hati sedang galau, ataupun semangat sedang down dan menyisakan perih akibat kita terjatuh, berdzikirlah. Allah sayang kepada siapa saja yang mengingatNya.

4 Replies to “perih yang tersisa dari berkecamuknya perang hati”

  1. udah bagus kak, thanks udah ingetin.. oh ya yang tulisan alaa bidzikrillahi tathma’innul quluub itu ayat quran kan y klo g salah? ahsan dicantumin aja ayat berapa surat berapa gitu kak biar lebih meyakinkan lagi..
    trusan kalau lagi galau, teriaknya ‘hidup galau’ boleh ga? #plakk.. hhe ini komen ngawur :p

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: