Pesantren telah lama berdiri bahkan sebelum negara indonesia diproklamirkan. Bukan sebatas sebagai lembaga pengkaderan ulama, pesantren juga berperan mengayomi masyarakat, bahkan menunjukkan taringnya ketika menghadapi para penjajah.
Setelah lama tidak menunjukkan geregetnya, di tahun 2000an pesantren kembali dilirik masyarakat. Pembaruan demi pembaruan pun terus dilakukan baik dari sisi hardware maupun software di dalamnya.
Sekolah-sekolah umum pun tidak mau ketinggalan, mereka membuat program boarding untuk mengikuti trend dan memenuhi keinginan peserta didiknya.
Pertanyaannya, apa yang membuat pesantren sedemikian hebatnya sehingga bisa bertahan seiring pertumbuhan zaman. Setelah ditelisik, justru dengan menjadikan buku buku klasiklah pendidikan pesantren bertahan.
Lantas bagaimana mereka bisa menjawab pesatnya arus pendidikan dengan sekian banyak model yang ada? Di kalangan pesantren dikenal sebuah kaedah, “al-muhafadzah ‘ala al-qadimi ash-shalih, ma’a al-akhdzi bi al-jadidi al-ashlah” (melestarikan kebaikan yang telah berjalan, namun tetap mengambil sesuatu bilamana mendapati hal baru yang lebih baik)
– – – – – –
Rafiq Jauhary
Dari catatan lama